Jakarta (ANTARA) - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Barat (Jakbar) kembali meningkat pada triwulan IV 2024 yakni dari 79 kasus pada Oktober 2024, lalu 97 kasus pada November hingga menjadi 119 kasus pada Desember.
Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Barat, Erizon Safari di Jakarta, Selasa, menyebut peningkatan kasus tiga bulan belakangan itu merupakan bagian dari pola yang terjadi setiap tahun.
"Mulai Oktober sampai Desember ada kecenderungan tren peningkatan kasus DBD di Jakarta Barat," ujarnya.
Peningkatan kasus, kata Erizon, biasanya akan mencapai puncaknya pada April sampai dengan Juni.
"September mulai naik, capai puncak April sampai Juni, lalu biasanya akan turun lagi," ucap Erizon.
Baca juga: Tiga kecamatan tembus 700 kasus DBD selama 2024, Ini penjelasan Jakbar
Sementara itu sepanjang 2024, mulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2024 jumlah kasus DBD di Jakbar terhitung fluktuatif.
"Januari tercatat 94 kasus, Februari 249 kasus, Maret 626 kasus, April 799 kasus, Mei 797 kasus," kata Erizon merinci data DBD yang meningkat drastis pada awal tahun.
Kemudian, lanjut dia, kasus DBD mulai turun sejak Juni 2024 dengan 354 kasus, kemudian pada Juli 216 kasus, Agustus 188 kasus, September 101 kasus, Oktober 79 kasus, November 97 kasus dan Desember 119 kasus.
"Pada Januari 2025, baru ada 11 kasus DBD yang tercatat di Jakarta Barat," kata Erizon.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudinkes Jakarta Barat, Arum Ambarsari menyebut faktor kebersihan lingkungan, genangan air serta cuaca menjadi penyebab utama meningkatnya kasus DBD di wilayah itu.
Baca juga: Penyebaran nyamuk berwolbachia di Jakbar bergeser ke Meruya Utara
"Faktor cuaca dan kelembapan udara di Jakarta Barat sangat potensial sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aigypti (vektor pembawa virus DBD), hal ini sulit untuk dihindari," kata Arum.
Namun, lanjut dia, masyarakat bisa meminimalisasi tempat perkembangbiakan nyamuk dengan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M plus, yakni menguras tempat air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti.
"Kemudian waspada apabila ada anggota keluarga yang demam lebih dari tiga hari untuk dilakukan pemeriksaan darah. Jangan menunda-nunda karena penyakit DBD justru mencapai titik kritis saat demam sudah mulai turun (hari keempat atau kelima) dan bisa terjadi syok dan kematian," kata Arum.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025