Jakarta (ANTARA) - Jumat Agung bukan sekadar peringatan atas wafatnya dari pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, melainkan momen penuh makna yang mengajarkan banyak hal penting dalam kehidupan.
Diperingati setiap Jumat sebelum Hari Paskah, hari suci ini menjadi waktu perenungan mendalam bagi umat Kristiani atas kasih, pengampunan, hingga pengorbanan tanpa syarat dari Sang Juru Selamat.
Untuk tahun ini, peringatan Jumat Agung diperingati pada tanggal 18 April 2025, sebagai momen sakral yang mengajak umat Kristiani di seluruh dunia untuk kembali merenungkan arti pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib.
Pada hari inilah umat diajak untuk tidak hanya mengenang penderitaan-Nya, tetapi juga mengambil hikmah dan nilai-nilai kehidupan dari setiap peristiwa yang terjadi menjelang kematian-Nya.
Lantas, makna apa saja yang terkandung dalam peringatan Jumat Agung? Berikut penjelasannya, melansir berbagai sumber:
Baca juga: Katedral Jakarta sediakan 2.700 kursi untuk jemaat ibadat Jumat Agung
Makna Jumat Agung
1. Sebagai sarana membentuk mental pemenang
Dalam hidup, setiap orang pasti akan menghadapi berbagai ujian dan hambatan. Mereka yang mampu melewati semua itu dengan tegar dan penuh semangatlah yang bisa disebut sebagai pemenang sejati.
Justru dari proses menghadapi rintangan itulah, karakter dan kepribadian seseorang mulai terbentuk dan berkembang. Masalah yang datang dalam keseharian bisa menjadi guru terbaik. Dari situlah seseorang bisa belajar, menjadi lebih dewasa, serta memahami hidup dengan cara yang lebih bijaksana.
Mental pemenang lahir dari kesadaran bahwa setiap pencapaian besar membutuhkan perjuangan keras. Orang dengan mentalitas ini sadar bahwa di balik setiap tantangan yang berhasil dilewati, akan ada kebahagiaan dan kemenangan yang menanti.
2. Menanamkan nilai pengampunan dan kerendahan hati
Salah satu makna mendalam dari peringatan Jumat Agung adalah tentang pengampunan. Penyaliban Yesus Kristus merupakan bentuk nyata cinta kasih Tuhan kepada umat-Nya, dengan mengampuni dosa-dosa manusia.
Semasa hidup-Nya, Yesus kerap menunjukkan kasih kepada sesama, bahkan kepada mereka yang menyakiti-nya. Dalam penderitaan-Nya pun, Ia masih memohon agar orang-orang yang bersalah kepada-Nya diampuni oleh Bapa di surga.
Hal ini memperlihatkan betapa Yesus memahami bahwa manusia memiliki banyak kelemahan dan keterbatasan. Daripada menyimpan kebencian, Yesus justru mengajarkan untuk memaafkan.
Sebab, membalas keburukan dengan keburukan hanya akan menciptakan lingkaran kejahatan yang tak ada habisnya. Nilai ini menjadi pengingat bahwa kasih jauh lebih kuat daripada dendam.
Baca juga: Menko Luhut maknai Jumat Agung dengan kasih dan pengorbanan
3. Menunjukkan bahwa Penderitaan bukanlah titik akhir
Penderitaan bukanlah akhir dari sebuah perjalanan hidup. Setiap orang tentu memiliki beban dan kesulitannya masing-masing. Bagi siapa pun yang ingin mengikuti jejak Yesus Kristus, harus siap menanggung salib-Nya yang berarti bersedia menghadapi tantangan, derita, dan ujian hidup.
Menjadi seorang Kristiani tidak berarti jalan hidup akan selalu mudah dan dipenuhi kenyamanan. Justru sebaliknya, akan ada banyak ujian yang harus dihadapi. Yang terpenting adalah bagaimana kita memandang dan menyikapi beban tersebut, apakah sebagai rintangan yang melemahkan atau sebagai tantangan yang menguatkan.
Hidup tak akan lepas dari berbagai cobaan. Jika kita hanya mengejar kesenangan semata, maka kita akan mudah goyah saat badai datang. Namun bila kita tetap fokus pada tujuan dan terus berjuang, maka kita akan menyadari bahwa setiap proses yang berat akan membawa pada sukacita di akhirnya.
Memperingati Jumat Agung adalah momen untuk merenung bahwa penderitaan bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari suatu perjalanan yang lebih bermakna. Dari sanalah, kita belajar untuk lebih memahami makna hidup dan nilai sebuah pengorbanan.
4. Refleksi dan pertobatan diri
Hari ini menjadi waktu yang tepat untuk merenung dan mengevaluasi diri. Umat Kristiani diajak untuk kembali pada jalan Tuhan, memohon ampun, serta memperbarui komitmen iman dalam hidup sehari-hari.
5. Keteladanan dalam menghadapi ujian hidup
Yesus menunjukkan kesabaran dan ketaatan penuh dalam menjalani penderitaan-Nya. Makna ini mengajarkan bahwa dalam menghadapi tantangan hidup, kita dituntut untuk tetap setia, sabar, dan percaya kepada kehendak Tuhan.
Baca juga: Jumat Agung, Jasa Marga catat 298 ribu kendaraan tinggalkan Jabotabek
Baca juga: Menko Polhukam cek pengamanan Jumat Agung di GPIB Immanuel Jakarta
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025