Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie merasakan perbedaan tekanan yang signifikan saat tampil sebagai juara bertahan di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia (BAC) 2025.
Jonatan mengaku beban mental lebih terasa dibanding edisi sebelumnya, meski berhasil mengamankan tiket ke babak 16 besar setelah mengalahkan wakil Jepang Koki Watanabe dengan skor 16-21, 21-12, 21-18 di Ningbo Olympic Sports Center Gymnasium, China, Rabu.
“Tidak mudah memang datang ke sini tahun lalu tanpa beban, dengan tahun ini sebagai juara bertahan. Belajar dari pengalaman yang lalu bagaimana cara menyikapinya, dan itu harus terus dicoba,” ujar Jonatan dalam keterangan tertulisnya.
Jonatan sempat memimpin jauh 14-8 di gim pertama, namun kehilangan kontrol permainan dan harus rela kehilangan gim pembuka. Ia mengaku lawan tampil lebih percaya diri setelah mampu menyusul ketertinggalan.
“Koki di awal terlihat tidak nyaman, seperti takut bermain. Tapi begitu dia mulai percaya diri, permainan dia jadi jauh lebih solid, baik dari bertahan maupun menyerang,” ujarnya.
Baca juga: Siti Sarah/Agnia debut meyakinkan di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2025
Menghadapi situasi tersebut, Jonatan berdiskusi dengan pelatih untuk mengubah permainan. Strategi itu terbukti ampuh saat ia mendominasi gim kedua dan menjaga keunggulan di gim penentu.
“Saya coba tidak terbawa pola dan irama permainan dia. Saya ubah ritme, ambil kendali, dan bermain lebih agresif,” ujar pebulu tangkis berusia 27 tahun itu.
Tahun lalu, Jonatan menjadi juara tunggal putra setelah di final mengalahkan wakil China Li Shifeng dua gim langsung 21-15, 21-16.
Adapun selanjutnya dia akan berhadapan dengan wakil Malaysia Justin Hoh yang melaju ke babak kedua setelah mengalahkan Jeon Hyeok-Jin asal Korea Selatan dengan skor 14-21, 22-20, 21-16.
Baca juga: Gregoria masih butuh adaptasi setelah melaju ke babak kedua BAC 2025
Baca juga: Leo/Bagas anggap semua peserta BAC 2025 berkualitas
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025