Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengingatkan jamaah haji Indonesia untuk lebih waspada terhadap penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang menjadi keluhan terbanyak selama pelaksanaan ibadah haji 2025, dan salah satu cara mencegahnya adalah dengan pemakaian masker.
Dalam keterangan di Jakarta, Senin, Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Mohammad Imran mengatakan, hingga hari ini Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Daerah Kerja Makkah dan Madinah telah mencatat 7.957 kasus ISPA di kalangan jamaah.
Peningkatan kasus ISPA, katanya, dipicu oleh tingginya kepadatan jamaah di area seperti Thawaf, Sa’i, dan terminal bus, serta suhu ekstrem yang saat ini berkisar antara 42 hingga 46 derajat Celcius di Makkah.
Imran juga menyebutkan bahwa hingga saat ini sebanyak 115.727 jamaah haji Indonesia telah tiba di Makkah, dan sekitar 80 persen di antaranya tergolong kelompok berisiko tinggi, termasuk lanjut usia dan penderita penyakit penyerta.
ISPA yang tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi pneumonia, salah satu penyebab utama jamaah dirawat di rumah sakit Arab Saudi.
Baca juga: Kemenag: 95,5 persen penerbangan haji gelombang I tepat waktu
Baca juga: Anggota DPR ingatkan jamaah selalu bawa visa haji atau Kartu Nusuk
"Pneumonia dapat menyebabkan kematian secara langsung atau menimbulkan komplikasi serius seperti sepsis - respons ekstrem tubuh terhadap infeksi yang dapat mengganggu fungsi organ vital seperti paru-paru dan ginjal," kata dia.
Untuk mencegah kondisi memburuk, terutama jamaah yang termasuk kelompok risiko tinggi, diimbau untuk tidak memaksakan diri menjalani aktivitas ibadah yang menguras fisik, seperti umrah sunnah berulang kali. Aktivitas luar ruangan juga sebaiknya dihindari pada jam-jam terik, antara pukul 10.00 hingga 16.00 WAS.
Pihaknya juga menekankan pentingnya mengonsumsi air putih atau air zamzam secara berkala, setidaknya 200 ml per jam atau minimal 2 liter per hari. Namun yang tak kalah penting, katanya, penggunaan masker saat beraktivitas di luar hotel atau di tempat keramaian sangat dianjurkan, terutama bagi jemaah yang mengalami gejala flu, batuk, atau pilek.
Menurut dia, masker terbukti efektif dalam menyaring partikel debu maupun virus penyebab infeksi pernapasan.
“Bila ada keluhan dan masalah kesehatan, segera menghubungi petugas kesehatan di kloter dan memeriksakan diri di pos kesehatan yang tersedia,” dia berpesan.
Baca juga: Jamaah kembali diingatkan jaga kesehatan jelang puncak haji
Baca juga: BP Haji utus Mustasyar Diny untuk bimbing jamaah Indonesia
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025