Iran sebut pembatasan nuklir PBB "berakhir" mulai 18 Oktober

1 week ago 8

Teheran (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi mengatakan bahwa semua resolusi Dewan Keamanan PBB dan pembatasan terhadap program nuklirnya tidak lagi mengikat secara hukum mulai Sabtu (18/10) .

Dia menyampaikan pernyataan itu dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Vassily A. Nebenzia, Presiden Dewan Keamanan PBB untuk Oktober.

Kesepakatan nuklir 10 tahun antara Iran dan negara-negara besar di dunia, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), dan Resolusi 2231 yang mengesahkan kesepakatan itu berakhir pada Sabtu, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran.

Araghchi mengatakan bahwa setelah 18 Oktober, semua ketentuan dalam resolusi 2231 dan resolusi sanksi sebelumnya akan secara otomatis berakhir tanpa efek hukum yang berkelanjutan.

Iran menandatangani JCPOA pada Juli 2015 dengan enam negara besar dunia, yaitu Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat (AS), dan setuju untuk membatasi program nuklirnya sebagai imbalan atas pencabutan sanksi-sanksi, termasuk sanksi-sanksi dari PBB.

Namun, AS menarik diri dari JCPOA pada Mei 2018 dan memberlakukan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran, sehingga mendorong Teheran mengurangi komitmennya di bawah kesepakatan tersebut.

Pada akhir Agustus, Prancis, Inggris, dan Jerman, yang secara kolektif dikenal sebagai E3, memicu mekanisme "balasan" (snapback), yang mengarah pada pemberlakuan kembali sanksi-sanksi PBB terhadap Iran.

Sanksi-sanksi tersebut mencakup embargo penjualan senjata konvensional, pembatasan uji coba rudal balistik, pembekuan aset terhadap tokoh-tokoh penting yang terlibat dalam kegiatan nuklir dan rudal Iran, pembatasan keuangan dan perbankan, serta larangan pengayaan atau pemrosesan ulang uranium.

Araghchi menggambarkan permintaan E3 untuk menggunakan mekanisme snapback tersebut sebagai "penyalahgunaan proses yang jelas dan bertentangan dengan isi dan semangat Resolusi 2231 dan JCPOA."

Araghchi menyoroti catatan "keterlibatan konstruktif Iran, termasuk berbagai putaran konsultasi dengan para peserta Eropa dan bahkan negosiasi dengan AS," seraya mengatakan bahwa hal ini menunjukkan "komitmen konsisten Iran terhadap diplomasi."

Sumber: Xinhua

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |