Investasi hijau dan ekonomi sirkular dorong pariwisata berkelanjutan

4 days ago 9

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menilai bahwa investasi hijau dan ekonomi sirkular dapat mendorong sektor pariwisata jadi lebih berkelanjutan secara signifikan.

"Pariwisata merupakan sektor yang telah menciptakan lapangan kerja, mendorong pembangunan infrastruktur, mempromosikan pertukaran budaya, serta membantu mendorong kolaborasi global," kata Widiyanti dalam Joint Commission Meeting untuk Komisi UN Tourism untuk Asia Timur dan Pasifik (CAP) dan Komisi UN Tourism untuk Asia Selatan (CSA) yang ke- 37 hari kedua di Jakarta, Rabu.

Dalam konferensi regional pariwisata PBB yang membahas kedua hal tersebut, Widiyanti menekankan bahwa sektor pariwisata menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi di Asia Timur, Pasifik, dan Asia Selatan.

Kawasan Asia-Pasifik telah memantapkan diri sebagai pemimpin global dalam menarik dana investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI).

Baca juga: Kemenpar-UN Tourism berencana terbitkan pedoman investasi pariwisata

Berdasarkan data dari UNCTAD, World Investment Report 2024 and UNCTAD, Trends Monitor 48 menunjukkan bahwa seluruh sektor di Kawasan Asia-Pasifik telah menyumbang sebesar 40 hingga 50 persen dari total arus FDI dunia.

Sementara untuk sektor pariwisata, data dari FDI Intelligence, Financial Times, UN Tourism pada Februari 2025 menyatakan bahwa Kawasan Asia-Pasifik telah mengamankan 642 proyek FDI greenfield dari tahun 2018 hingga 2024 senilai 66,4 miliar dolar AS.

Potensi investasi tersebut, katanya, menyoroti perlunya arah strategis yang jelas untuk memastikan bahwa arus modal masuk selaras dengan tujuan keberlanjutan jangka panjang.

“Investasi hijau menawarkan potensi besar untuk melindungi ekosistem dan warisan budaya kita, meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan memberikan manfaat masyarakat jangka panjang,” kata Widiyanti.

Baca juga: Airlangga ajak anggota UN Tourism kolaborasi hadapi kebijakan tarif AS

Sementara terkait dengan ekonomi sirkular, ia menyebut bidang itu sebagai kerangka inovatif yang bertujuan untuk mendefinisikan ulang cara mengelola produksi sumber daya, konsumsi, dan pengelolaan limbah.

“Kerangka ini mendorong pergeseran dari model linear tradisional menuju sistem yang regeneratif, mengurangi limbah, mendorong daur ulang, dan mengedepankan keberlanjutan di seluruh rantai nilai pariwisata. Pendekatan ini memiliki potensi besar, terutama bagi negara-negara yang beragam dan dinamis di Asia Timur, Pasifik, dan Asia Selatan,” ujarnya.

Mengintegrasikan prinsip-prinsip ekonomi sirkular dalam kebijakan pariwisata akan memungkinkan negara-negara mencapai pertumbuhan ekonomi sambil meminimalkan dampak lingkungan.

Baca juga: Airlangga sebut pariwisata punya potensi jadi penggerak ekonomi global

Oleh karena itu, dalam Konferensi Regional Pariwisata PBB juga akan dibahas materi tentang ekonomi sirkular dalam kebijakan pariwisata, dengan mempertemukan para pemimpin pemerintah dan perwakilan sektor swasta untuk berbagi praktik dan gagasan.

Ia berharap melalui panel diskusi hari ini dapat dihasilkan gagasan baru, sekaligus mampu mendorong kolaborasi menuju terciptanya kebijakan yang inovatif. Sehingga pariwisata bisa menjadi kekuatan positif bagi masyarakat.

“Bersama-sama kita dapat membentuk masa depan pariwisata di Asia Timur, Pasifik, dan Asia Selatan yang berkelanjutan, tangguh, dan bersifat sirkular,” katanya.

Usai memberikan kata sambutannya, Kementerian Pariwisata bersama UN Tourism secara resmi meluncurkan pedoman investasi yang disusun oleh UN Tourism dengan judul “Tourism Doing Business: Investing in Indonesia”, yang akan menjadi peta jalan untuk membantu investor menavigasi dan membuka potensi besar sektor pariwisata Indonesia yang berkembang pesat.

Baca juga: RI ajak kembangkan pariwisata Asia-Pasifik di UN Tourism 37th CAP-CSA

Sekretaris Jenderal UN tourism, Zurab Pololikashvili mengatakan pedoman itu adalah pedoman investasi pertama di Asia dan Pasifik dan dijadikan sebagai langkah penting bagi UN Tourism dan Indonesia dalam mengembangkan sektor pariwisata terutama dalam bidang investasi.

“Ada banyak prioritas yang harus dikerjakan, tetapi khususnya investasi sangat penting di kawasan ini dan Indonesia memiliki banyak hal untuk ditawarkan, banyak tempat, banyak peluang,” kata Pololikashvili.

Direktur Eksekutif UN Tourism Natalia Bayona menambahkan pedoman investasi itu bersifat teknis serta memiliki latar belakang ekonomi. Di dalam pedoman juga mencakup promosi investasi pariwisata.

“Jadi kami membuat metodologi untuk membantu investor menemukan proyek dan tentu saja menemukan fakta-fakta utama yang dapat membantu mereka membuat uji tuntas yang baik dan kasus studi yang baik,” kata Bayona.

Baca juga: UN Tourism 37th CAP-CSA Joint Commision Meeting digelar di Indonesia

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |