Harita Nickel komitmen lindungi flora dan fauna di Pulau Obi

13 hours ago 4
Beberapa tahun ke belakang, kami juga telah berhasil melihat tren stabil pada populasi satwa liar, termasuk spesies endemik yang menjadi indikator keseimbangan ekosistem alami

Ternate (ANTARA) - Perusahaan tambang Harita Nickel yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Utara, Maluku Utara (Malut), berkomitmen kuat terhadap perlindungan lingkungan hidup salah satunya melalui program pemantauan flora dan fauna yang dijalankan secara rutin setiap tahun.

"Fokus utama pemantauan ini berada pada area reklamasi dan revegetasi, serta sejumlah titik operasional tambang di Pulau Obi, wilayah yang dikenal kaya terhadap keanekaragaman hayati," kata Deputy Department Head of Health, Safety, and Environmental (HSE) Harita Nickel, Muharwan Syahroni dihubungi, Sabtu.

Dia menjelaskan bahwa pemantauan dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan pihak ketiga yang independen demi menjamin objektivitas hasil. Kegiatan ini berlangsung selama sekitar tiga minggu setiap tahunnya.

"Kita lakukan monitoring, survei rutin, menggunakan pihak ketiga, pihak independen. Kita amati flora dan fauna yang ada di sana, sebelum dan sesudah penambangan, serta setelah ada reklamasi dan revegetasi," ujar Muharwan Syahroni.

Hasil pemantauan menunjukkan tren positif, karena sejumlah flora dan fauna lokal mulai kembali ke habitatnya. Tumbuhan endemik mulai tumbuh kembali di area reklamasi, disertai kemunculan burung lokal dan reptil yang menandai proses pemulihan ekosistem berjalan baik.

Spesies endemik seperti Kubu Hijau (Dobsonia viridis), kelelawar buah khas Kepulauan Maluku, serta Burung Kapasan Halmahera (Lalage aurea), burung dengan bulu mencolok yang hanya ditemukan di Halmahera, tercatat menunjukkan populasi yang stabil.

Baca juga: BRIN temukan 98 taksa baru flora-fauna & mikroorganisme sepanjang 2024

Baca juga: RI gelar pendataan nasional flora dan fauna terancam punah pada 2025

Kategori serangga juga menunjukkan keberagaman yang tinggi, dengan tercatat 28 spesies capung dari 8 famili dan 46 spesies kupu-kupu dari 4 famili.

"Beberapa tahun ke belakang, kami juga telah berhasil melihat tren stabil pada populasi satwa liar, termasuk spesies endemik yang menjadi indikator keseimbangan ekosistem alami," kata Iwan.

Burung-madu sahul (Cinnyris frenatus), salah satu burung penghisap nektar, juga mulai banyak dijumpai di area revegetasi. Kehadirannya menjadi indikator keberhasilan pemulihan vegetasi dan terbentuknya rantai ekologi alami.

Tak hanya fokus pada pemulihan fisik lingkungan, Harita Nickel juga menjalankan program edukasi berkelanjutan bagi seluruh karyawan dan pemangku kepentingan. Edukasi ini menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam, termasuk larangan keras terhadap aktivitas berburu dan penggangguan terhadap satwa liar.

"Kami tekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Edukasi soal larangan perburuan satwa liar menjadi agenda penting di seluruh unit bisnis Harita Nickel," kata Iwan.

Oleh karena itu, dengan kombinasi antara pemantauan rutin, penguatan habitat, dan edukasi lingkungan, Harita Nickel berupaya menjaga kekayaan hayati Pulau Obi sebagai bagian dari strategi perusahaan dalam menerapkan praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |