Hamas: Penutupan Rafah bisa tunda penyerahan jasad sandera Israel

1 week ago 8

Gaza/Yerusalem (ANTARA) - Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Sabtu (18/10) mengatakan bahwa langkah Israel yang tetap menutup pintu perlintasan Rafah yang menghubungkan Mesir dan Jalur Gaza akan "menunda operasi pemulihan dan penyerahan jasad para sandera Israel."

Keputusan pemimpin Israel Benjamin Netanyahu untuk tetap menutup perlintasan tersebut hingga pemberitahuan lebih lanjut "merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata dan penolakan terhadap komitmen yang dibuatnya di hadapan para mediator dan pihak-pihak penjamin," ujar Hamas dalam sebuah pernyataan pers.

Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Sabtu pagi waktu setempat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah menerima jasad sandera Israel ke-10 yang meninggal usai ditawan di Gaza dari Hamas, di luar 20 sandera yang masih hidup.

Pada Sabtu malam waktu setempat, IDF mengabarkan bahwa pihaknya telah menerima dua jasad sandera Israel yang telah meninggal.

Gencatan senjata, yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, Turki, dan Amerika Serikat, mulai berlaku pada 10 Oktober. Tahap pertama gencatan senjata itu mencakup pertukaran tahanan dan tawanan, penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan penarikan sebagian pasukan Israel.

Sebelumnya pada Sabtu, Kedutaan Besar Palestina di Kairo mengatakan perlintasan perbatasan Rafah akan dibuka kembali pada Senin (20/10) untuk memungkinkan warga Palestina yang tinggal di Mesir dan ingin kembali ke Gaza melintas.

Sementara itu, sumber-sumber Palestina mengatakan kepada Xinhua bahwa perlintasan tersebut akan dibuka kembali di kedua arah, dan bahwa pada tahap pertama gencatan senjata, Israel harus mengizinkan sekitar 50 orang Palestina yang terluka dan pendamping mereka untuk pergi melalui perlintasan tersebut setiap hari.

Namun, kantor Netanyahu kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perlintasan itu tidak akan dibuka hingga pemberitahuan lebih lanjut, dan bahwa pembukaannya akan dipertimbangkan berdasarkan bagaimana Hamas mengimplementasikan porsinya dalam pemulangan para sandera yang meninggal dan pelaksanaan kerangka kerja yang telah disepakati.

Operasi militer Israel telah menewaskan 68.116 warga Palestina dan melukai 170.200 lainnya sejak 7 Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan Gaza. Terlepas dari gencatan senjata, 27 warga Gaza telah tewas dan 143 lainnya terluka sejak 11 Oktober, kata pihak berwenang dalam sebuah laporan terbaru pada Sabtu.

Sumber: Xinhua

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |