Jakarta (ANTARA) - Gerakan Pemuda Ansor mendirikan 80 posko yang dinamai Posko Jaga Aspirasi Jaga Indonesia di berbagai daerah usai pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto beberapa hari lalu.
Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin mengatakan posko tersebut menjadi komitmen Ansor dalam mengawal aspirasi masyarakat untuk menjaga Indonesia sesuai arahan Presiden.
"Kita meneruskan apa yang menjadi arahan Presiden waktu pertemuan kemarin. Beliau sangat terbuka dengan aspirasi yang disampaikan masyarakat sekaligus melakukan langkah-langkah responsif strategis," ujar Addin di Jakarta, Sabtu.
Addin menjelaskan pendirian posko ini juga sebagai respons terhadap beberapa aksi demonstrasi yang belakangan ini terjadi berjalan tidak kondusif, bahkan berujung pada perusakan dan penjarahan.
Aksi perusakan dan penjarahan tersebut dinilai justru bisa mengganggu kehidupan harmoni bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Baca juga: Gubernur Sumut gelar doa lintas agama atas kondisi kondusif dan aman
Baca juga: Respons demo, Uskup Agung ajak jaga kejernihan dan keteguhan sikap
"Kami mendukung aspirasi masyarakat. Kami juga ikut mengawal dan menyampaikannya dengan baik. Tapi bagi provokator yang ingin menghasut, memecah belah, kami tidak akan diam. Tidak ada ruang bagi provokator," kata dia.
Menurutnya, di tengah beragam kesulitan yang dihadapi rakyat, seperti ekonomi, harusnya seluruh elemen bangsa bisa bersama-sama mencari jalan keluar dari permasalahan ini.
"Mari kita tunjukkan bahwa kita adalah anak bangsa yang bisa keluar dari beragam persoalan dengan gotong royong, saling bahu membahu. Tolong sekali jangan rusak fasum, jaga aset ekonomi. Karena itu untuk kita," kata dia.
Addin juga meminta kepada para elit dan pejabat publik agar berhati-hati dengan setiap kebijakan dan narasi yang diucapkan. Jangan menunjukkan sikap nirempati, arogan, dan tidak sensitif terhadap kondisi rakyat.
Baca juga: KND: Pemulihan pascademo mesti kedepankan perspektif disabilitas
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.