Jakarta (ANTARA) - Kontroversi soal gagang pintu elektrik (electric door handles) makin memanas di Eropa, menyusul sejumlah kecelakaan tragis di mana penumpang terjebak dan tewas di dalam mobil, terutama setelah tabrakan atau kebakaran.
Laman Carscoops, Jumat (17/10), melaporkan bahwa regulator Uni Eropa kini menekan produsen mobil, termasuk Tesla, untuk menjamin pintu tetap bisa dibuka dalam keadaan darurat, bahkan jika sistem listrik gagal.
Otoritas kendaraan Belanda, RDW, yang bertanggung jawab memeriksa dan menyetujui mobil Tesla di Uni Eropa, menegaskan bahwa Euro NCAP dan UNECE (badan penilaian keselamatan kendaraan Eropa dan PBB) menjadikan isu ini sebagai prioritas utama. Dalam pertemuan terbaru, seorang pakar dari Jerman menyatakan bahwa masalah itu mendesak dan sistem pembuka pintu harus selalu bisa digunakan setelah kecelakaan, baik dari dalam maupun luar kendaraan.
Baca juga: China berencana larang pemasangan gagang pintu tersembunyi pada mobil
“Pintu mobil harus tetap bisa dibuka dari dalam oleh penumpang dan dari luar oleh petugas penyelamat, bahkan saat aliran listrik mati, dan hal ini harus diatur dalam regulasi yang diperbarui,” kata juru bicara RDW.
Kekhawatiran soal keamanan gagang pintu elektrik tak hanya datang dari Eropa. Regulator dari Korea Selatan, Jerman, dan Belanda juga sudah mengungkapkan keprihatinan yang sama.
Dewan Keselamatan Transportasi Eropa (ETSC) bahkan menyebut bahwa beberapa kasus kematian di dalam mobil yang tenggelam di Belanda sudah dikaitkan langsung dengan masalah ini.
“Ini bukan sekadar teori, orang benar-benar meninggal karena tidak bisa keluar dari mobil, padahal setiap detik sangat berharga,” ujar Direktur Eksekutif ETSC, Antonio Avenoso.
Dia juga mendesak agar proses pembaruan regulasi dipercepat. Menurut dia, Eropa tak bisa menunggu bertahun-tahun sementara jutaan mobil dengan sistem serupa masih berada di jalanan. Ia menilai penarikan (recall) mobil harus menjadi opsi yang dipertimbangkan.
Bulan lalu, tiga orang tewas di Jerman setelah Tesla Model S mereka menabrak dan terbakar. Saksi mata yang mencoba menolong mengatakan tidak bisa membuka pintu mobil.
Kasus serupa terjadi di China, ketika seorang pria tewas setelah menabrakkan mobil listrik Xiaomi SU7. Para saksi juga tidak mampu membuka pintu untuk menyelamatkannya.
Insiden mendorong regulator lokal untuk menyusun aturan baru yang bisa saja melarang penggunaan gagang pintu elektrik jenis tertentu.
Baca juga: Toyota “recall” 12 ribu bZ3 di China akibat gagang pintu belakang
Baca juga: OJK yakin pembiayaan EV tetap positif hingga berakhirnya insentif CBU
Baca juga: Jaecoo J5 EV dapat sambutan positif di pasar otomotif Tanah Air
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025