Jakarta (ANTARA) - Festival Handai Indonesia (FHI) 2025 yang digelar oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) disiapkan menjadi wadah bagi warga dunia untuk menjalin persahabatan melalui bahasa Indonesia.
Pernyataan itu diungkapkan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen, Hafidz Muksin dalam acara puncak pengumuman peserta terbaik Festival Handai Indonesia 2025 di Jakarta, Senin malam.
Menurut Hafidz, pihaknya bersyukur festival tersebut masih bisa terselenggara tahun ini, karena tujuan utama penyelenggaraan bukan sekadar mencari juara, tetapi dirancang untuk memperkuat diplomasi bahasa Indonesia sekaligus mempererat hubungan antarbangsa melalui pemahaman budaya dan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam bahasa.
Baca juga: FHI 2025 gaungkan semangat berbahasa Indonesia di 60 negara
"Bahasa Indonesia sebagai medium pemersatu dan perekat keberagaman. Melalui bahasa Indonesia, warga dunia dapat menjalin persahabatan, merayakan keberagaman, serta membangun saling pengertian dan kerja sama demi perdamaian dan kemakmuran bersama,” kata dia.
Festival Handai Indonesia menjadi ajang apresiasi tahunan bagi pembelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) sejak 2020.
Tahun ini sebanyak 436 peserta dari 60 negara berpartisipasi dalam lima kategori lomba berbahasa Indonesia, yakni bercerita, bernyanyi, berpantun, berpidato, dan berpuisi.
Baca juga: Kemendikbudristek jadikan finalis FHI agen persahabatan
Dari seluruh peserta, dewan juri menetapkan 35 nomine terbaik dari 23 negara untuk hadir langsung di Jakarta mengikuti kegiatan apresiasi pada 25–31 Oktober 2025.
Negara-negara tersebut adalah Afganistan, Amerika Serikat, Argentina, Australia, Filipina, India, Italia, Jepang, Kamboja, Kirgiztan, Korea Selatan, Malaysia, Pakistan, Peru, Republik Demokratik Kongo, Rusia, Sudan, Thailand, Timor Leste, Turki, Uzbekistan, Vietnam, dan Yaman.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen Hafidz Muksin (kiri) memberikan penghargaan kepada Abdul Muta'ali selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo, Mesir, atas keberhasilan mendorong pendirian Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Al-Azhar dalam acara puncak Festival Hendai Indonesia (FHI) 2025 di Jakarta, Senin (27/10/2025) malam. ANTARA/M Riezko Bima Elko PrasetyoBadan Bahasa Kemendikdasmen mengapresiasi seluruh perwakilan RI di luar negeri, terutama para atase pendidikan dan kebudayaan yang berperan dalam mengembangkan program BIPA di berbagai negara.
Menurut Hafidz, kolaborasi diplomasi budaya seperti ini menjadi kunci dalam memperluas pemahaman dunia terhadap Indonesia melalui bahasa.
“Festival ini menjadi simbol bahwa bahasa Indonesia tidak hanya menghubungkan bangsa Indonesia dengan dunia, tetapi juga menghubungkan warga dunia satu sama lain dalam semangat perdamaian dan persahabatan,” ujarnya.
Baca juga: Mendikbud ajak masyarakat dukung internasionalisasi Bahasa Indonesia
Baca juga: Festival Handai ajang ajak warga asing bertutur bahasa Indonesia
Panitia FHI 2025 mengumumkan untuk lomba bernyanyi, Nindawan Asavataweechok (Thailand) keluar sebagai peserta terbaik pertama, disusul Beatricha Da Costa Araujo (Timor Leste) sebagai peserta terbaik kedua, dan Kristen Elizabeth Spangernberg (Amerika Serikat) peserta terbaik ketiga.
Kemudian, Sundes Ejaz (Pakistan) terpilih sebagai peserta terbaik pertama untuk Lomba Bercerita. Lalu, Firadao Waehama sebagai peserta terbaik pertama Lomba Pantun, dan Angus Asam Wood (Austalia) sebagai peserta terbaik pertama Lomba Pidato FHI 2025.
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































