Jakarta (ANTARA) - Duta Besar China untuk Indonesia Wang Lutong menyatakan bahwa China senantiasa bersama Indonesia untuk membela kepentingan bersama menghadapi dampak tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.
Dalam agenda peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-China, Wang menyebut negara yang saat ini sedang memanfaatkan tarif “sebagai senjata untuk mengejar keuntungan sendiri” terdorong oleh kepentingan sepihak tanpa peduli dampaknya bagi negara lain.
“China siap berdiri bersama Indonesia untuk menjaga hak dan kepentingan kita yang sah, serta hak dan kepentingan komunitas internasional,” kata Wang pada acara yang diselenggarakan Kedutaan Besar China di Jakarta, Kamis malam.
Menurut Dubes China, langkah tersebut merupakan pelanggaran besar terhadap prinsip Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) serta menjatuhkan kepercayaan terhadap sistem perdagangan multilateral berbasis peraturan yang disepakati komunitas internasional.
“Langkah itu juga menimbulkan ketidakstabilan pada tatanan ekonomi global,” kata Wang.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa komitmen untuk menguatkan kerja sama dengan Indonesia demi membela kepentingan bersama itu menunjukkan bahwa China akan terus memperjuangkan pertumbuhan berkelanjutan dan perdamaian di tingkat dunia.
“Kami juga hendak membina komunitas dengan masa depan bersama dengan negara-negara tetangga,” ucap Wang, menambahkan.
Wang kemudian berharap bahwa hubungan Indonesia-China yang sudah memasuki tahun ke-75 menjadi titik baru dalam mewujudkan kerja sama bilateral untuk pembangunan bersama dan keadilan dunia. Ia optimistis Kerja Sama Strategis Komprehensif yang terjalin antara Indonesia semakin bermanfaat dan membawa keuntungan bersama.
Dubes China turut menyatakan tekad negaranya untuk menguatkan kerja sama strategis dengan Indonesia pada “lima pilar”, yaitu politik, ekonomi, kebudayaan, maritim, dan keamanan.
Awal bulan ini, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif impor "resiprokal" kepada puluhan negara di samping tarif impor dasar sebesar 10 persen. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak tarif resiprokal dengan pungutan 32 persen.
Namun, di hari tarif resiprokal tersebut semestinya berlaku pada 9 April lalu, Trump mengumumkan bahwa tarif impor yang akan diberlakukan selama 90 hari ke depan hanyalah tarif dasar 10 persen.
Meski demikian, AS tidak menangguhkan tarif untuk China dan terus menaikkan tarif impor dari negara tersebut hingga sebesar 245 persen, sementara Negeri Tirai Bambu memberlakukan tarif 125 persen untuk produk Negeri Paman Sam.
Baca juga: Indonesia-AS sepakati negosiasi tarif selesai dalam 60 hari
Baca juga: Uni Eropa harap pertemuan Trump-Meloni perjelas permintaan tarif AS
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025