Bandarlampung (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Putri Zulhas menyebutkan bahwa pengelolaan sampah di Provinsi Lampung butuh perhatian serius dan pendampingan berkelanjutan.
"Khususnya di Daerah Pemilihan (Dapil) Lampung 1, hampir semua wilayah sudah saya kunjungi. Memang, pengelolaan sampah di sini membutuhkan perhatian serius dan pendampingan yang berkelanjutan," katanya di Bandarlampung, Rabu.
Menurutnya, permasalahan dan pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Namun, menjadi tanggung jawab bersama-sama masyarakat, pemerintah, dan juga para pelaku usaha.
"Tadi saya sempat mendengar bahwa ada sekitar 10 tempat pengolahan sampah (TPS) di tingkat provinsi, dan juga beberapa tempat pemrosesan akhir (TPA), jadi ini harus di maksimalkan dalam melakukan pemrosesan," kata dia.
Baca juga: Gulkarmat lakukan pendinginan kebakaran sampah di Kelapa Gading
Dia mengatakan bahwa hal yang pertama dalam yang harus dilakukan yakni menyadarkan masyarakat terlebih dahulu agar mereka tidak menganggap isu sampah sebagai kultural yang sepenuhnya menjadi tugas pemerintah.
"Tidak seperti itu. Ini adalah tugas kolektif, tugas kita bersama," kata dia.
Pada kesempatan itu, ia juga menyerahkan bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup berupa motor pengangkut sampah, komposter, tempat sampah, dan berbagai perlengkapan lainnya sebagai bentuk dukungan agar Kota Bandarlampung bisa menjadi kota yang lebih hijau, lebih bersih, dan masyarakatnya semakin peduli terhadap pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bandarlampung Iwan Gunawan menyambut baik bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup berupa kontainer sampah, komposter, alat biopori, dan keranjang sampah.
"Bantuan ini sangat bermanfaat dalam mendukung upaya pengelolaan lingkungan yang lebih baik di kota kami," kata dia.
Baca juga: KKP fokus kurangi volume sampah laut dari sungai hingga pesisir
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
