Jakarta (ANTARA) - Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memprediksi tingkat inflasi Indonesia bakal berada pada level 2,38 persen tahun ini, setelah mempertimbangkan tingkat deflasi 0,09 persen (year-on-year/yoy) pada Februari 2025.
Berdasarkan keterangan Badan Pusat Statistik (BPS), deflasi secara tahunan itu merupakan yang pertama sejak Maret 2000.
Kendati begitu, Asmo berpendapat deflasi yang terjadi pada Februari, baik secara tahunan maupun bulanan (0,48 persen month-to-month/mtm), sebagian besar disebabkan oleh faktor sementara, bukan perubahan mendasar dalam dinamika harga.
“Intervensi pemerintah, seperti diskon tarif listrik 50 persen dan pengendalian harga pangan, telah berhasil menekan inflasi. Namun, ketika kebijakan-kebijakan ini mulai berkurang, ada kemungkinan tekanan harga akan kembali muncul dalam beberapa bulan mendatang,” kata Asmo dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Meski harga yang diatur mengalami penurunan yang tajam, inflasi inti tetap menunjukkan tren peningkatan. Menurutnya, perkembangan ini menunjukkan masih ada tekanan harga global, terutama karena depresiasi rupiah dan kenaikan harga emas.
Sementara itu, fluktuasi harga pangan yang sempat mereda diperkirakan akan stabil pada kuartal I-2025 berkat pasokan beras yang melimpah.
“Namun, jika terjadi gangguan dalam rantai pasokan atau cuaca buruk, harga pangan bisa kembali terpengaruh,” ujarnya.
Menjelang perayaan Idul Fitri, pemerintah juga telah mengumumkan beberapa langkah untuk menurunkan biaya transportasi, seperti memberikan diskon 20 persen untuk tarif tol dan mengurangi 13-14 persen harga tiket pesawat domestik.
Desain program itu dirancang untuk menjaga stabilitas harga dan mendorong konsumsi masyarakat. Maka, kata Asmo, pemantauan terhadap dampak program itu menjadi penting, terutama terhadap inflasi secara keseluruhan.
Ke depan, ekonom Bank Mandiri ini optimistis inflasi akan pulih secara bertahap menuju target Bank Indonesia (BI), yakni 2,5 plus minus 1 persen.
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025