China ubah bekas tambang batu bara jadi pusat energi ramah lingkungan

11 hours ago 4

Nanjing (ANTARA) - Penambangan batu bara selama puluhan tahun pernah merusak beberapa daerah di China, meninggalkan hamparan lahan pertambangan yang tandus dan turun permukaan tanahnya. Namun, area-area tersebut kini sedang dialihfungsikan menjadi sumber energi bersih baru.

Di Peixian, sebuah wilayah di Kota Xuzhou, Provinsi Jiangsu, China timur, ribuan panel surya yang berkilau kini terbentang di perairan tenang di bekas area yang permukaan tanahnya menurun akibat penambangan.

Meliputi lahan seluas lebih dari 702 hektare, basis energi ramah lingkungan yang dioperasikan oleh State Grid Xuzhou Power Supply Company itu memiliki kapasitas tenaga surya terpasang sebesar 500 megawatt dan memasok listrik bersih ke berbagai bisnis lokal dan desa-desa terdekat.

"Proyek ini dapat menghasilkan lebih dari 600 juta kWh energi bersih per tahun," ujar Xu He, manajer proyek State Grid Xuzhou Power Supply Company. "Itu setara dengan penghematan 190.000 ton batu bara dan pengurangan emisi karbon dioksida sekitar 490.000 ton setiap tahun."

Lokasi tersebut merupakan bagian dari model pembangkit listrik tenaga surya-perikanan yang kian populer, yang menggabungkan pembangkit listrik di atas air dengan akuakultur di bawahnya, sehingga memberi manfaat bagi lingkungan dan penghidupan warga setempat.

Transformasi hijau lebih dari sekadar mengurangi emisi karbon. Transformasi ini juga merupakan kisah kelahiran kembali ekologi.

Selama puluhan tahun, Xuzhou menjadi pemasok utama batu bara di Jiangsu, salah satu provinsi paling terindustrialisasi di China. Namun, penambangan telah menyebabkan sekitar 28.000 hektare lahan yang turun permukaan tanahnya dan ekosistem yang rusak. Kini, kota ini sedang menata ulang lanskap dan juga masa depannya.

"Kini kami memiliki lahan basah, air jernih, dan burung-burung yang kembali," kata Li Meng, warga Xuzhou yang tinggal di dekat salah satu area yang telah direstorasi. "Orang-orang berjalan kaki, jogging, dan memancing di sini pada malam hari. Benar-benar berbeda dibandingkan dulu."

Situs pembangkit listrik tenaga surya-perikanan lain di Liuxin, Xuzhou, juga telah memulihkan vitalitas lanskap. Situs ini dapat menghasilkan hampir 100 juta kWh listrik ramah lingkungan setiap tahun.

Transisi hijau Xuzhou telah mendorong pertumbuhan ekonomi. "Tahun lalu, sektor energi baru kota ini menghasilkan total nilai output lebih dari 100 miliar yuan (1 yuan = Rp2.336) atau sekitar 14,1 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.645)," ujar Xu. "Puluhan pabrik ramah lingkungan tingkat nasional telah dibangun di sini, menciptakan rantai pasokan lokal yang kuat untuk teknologi terbarukan."

Bagi Zhang Kai, manajer umum perusahaan sel bahan bakar hidrogen di wilayah Peixian, perubahan di daerah tersebut telah menciptakan lahan subur bagi inovasi.

"Fokus kami pada energi bersih sangat selaras dengan transisi Xuzhou," ujar Zhang. "Kami memproduksi hingga 10.000 stack sel bahan bakar setiap tahun dan berkolaborasi dengan universitas lokal untuk membangun pusat pengujian hidrogen."

Ladang batu bara hitam yang dulunya menjadi mesin pendorong pertumbuhan China kini berubah menjadi biru dan hijau, sebuah simbol peralihan China yang semakin cepat menuju energi terbarukan seiring upayanya mencapai puncak emisi karbon sebelum 2030 dan mencapai netralitas karbon per 2060.

Rencana Lima Tahun ke-14 China dalam pengembangan energi terbarukan mendorong pengembangan berbagai proyek tenaga surya di lahan bekas pertambangan, zona penurunan permukaan tanah, dan lokasi pembuangan limbah industri.

Proyek-proyek serupa sedang dibangun di seluruh negara itu. Di Ordos, Daerah Otonom Mongolia Dalam di China utara, sebuah ladang surya berkapasitas 500 megawatt telah dibangun di area bekas tambang. Panel-panel tersebut menghasilkan listrik dan juga mengurangi erosi tanah, kehilangan air, dan debu. Di bawahnya, vegetasi yang resistan terhadap kekeringan tumbuh subur.

Di Huainan, Provinsi Anhui, China timur, proyek berkapasitas 390 megawatt mulai dibangun pada September lalu dan diharapkan menghasilkan 10,9 miliar kWh listrik selama masa pakainya.

Di Provinsi Shanxi, pusat batu bara tradisional China, sebuah proyek pembangkit listrik tenaga surya dengan investasi 21 miliar yuan sedang dibangun. Setelah selesai nanti, proyek ini akan memasok 9,3 miliar kWh energi bersih ke kota-kota di China utara, termasuk Beijing dan Tianjin, setiap tahunnya.

Didorong oleh ambisi ramah lingkungan, kapasitas tenaga surya China terus melonjak di tengah lonjakan investasi. Menurut Administrasi Energi Nasional (National Energy Administration) China, kapasitas tenaga surya terpasang di negara itu mencapai 1.120 gigawatt per Agustus lalu, naik 48,5 persen dibandingkan setahun sebelumnya.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |