Beijing (ANTARA) - Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China pada Senin (30/12) mengumumkan bahwa 11 pusat inovasi teknologi baru secara resmi mulai beroperasi, yang merupakan bagian dari upaya China untuk mengembangkan sektor budaya dan pariwisata domestiknya.
Inisiatif untuk mendirikan pusat-pusat ini diluncurkan pada 2023, ungkap Liu Dongyan, wakil direktur departemen ilmu pengetahuan dan pendidikan di kementerian tersebut, dalam sebuah konferensi pers.
Batch pertama dari pusat tersebut mencakup delapan daerah setingkat provinsi, termasuk Beijing, Liaoning, Zhejiang, dan Fujian. Secara keseluruhan, pusat-pusat itu mempekerjakan hampir 1.000 profesional manajemen dan teknis, dengan total investasi melampaui 100 juta yuan atau sekitar 13,91 juta dolar AS.
Pusat-pusat inovasi ini bertujuan untuk memberikan berbagai layanan yang komprehensif kepada perusahaan-perusahaan budaya dan pariwisata, membimbing mereka melalui setiap tahap mulai dari penelitian dan pengembangan (litbang) hingga pengujian percontohan dan, pada akhirnya, komersialisasi produk.
Dalam hal litbang, pusat-pusat tersebut berfokus pada lima bidang utama dalam industri budaya dan pariwisata, yakni peralatan pertunjukan, fasilitas hiburan, pariwisata cerdas dan pengembangan kawasan wisata, tampilan seni dan pengalaman interaktif, serta penerapan konsep digitalisasi dan kecerdasan untuk layanan budaya.
Contoh dari berbagai pencapaian signifikan yang telah dibuat yakni kolaborasi salah satu pusat itu dengan lebih dari 6.300 objek wisata. Kerja sama ini menghasilkan penjualan tahunan lebih dari 300 juta tiket. Sementara itu, organisasi mitra pusat lainnya bertanggung jawab untuk memproduksi lebih dari 80 persen headset realitas virtual (virtual reality/VR) kelas menengah ke atas di dunia.
"Pusat-pusat inovasi teknologi kementerian ini memainkan peran yang semakin krusial dalam memajukan dan membentuk perkembangan teknologi industri," ujar Liu.
Dia juga mengungkapkan bahwa proses seleksi untuk pusat-pusat inovasi teknologi batch kedua saat ini sedang berlangsung. Pusat-pusat baru tersebut akan berfokus pada isu-isu publik yang menjadi prioritas utama, sektor-sektor penting dengan kebutuhan industri yang mendesak, tren pasar yang sedang berkembang, dan teknologi termutakhir (frontier) yang canggih.
"Pusat-pusat baru ini akan mengatasi berbagai kesenjangan dalam sistem inovasi yang ada saat ini dan meningkatkan strategi penyebaran teknologi dan regional," tutur Liu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024