BRIN soroti cara penyimpanan bahan makanan oleh SPPG untuk sajian MBG

15 hours ago 2
Biasanya menggampangkan 'oke kita dapat barang murah kita simpan di freezer, kalau di freezer pasti semuanya baik-baik saja

Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Satriyo Krido Wahono menyoroti penyimpanan bahan makanan yang digunakan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam menyiapkan menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dalam kegiatan gelar wicara bertajuk "Upaya Meningkatkan Kualitas Gizi Bangsa melalui MBG" di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Kamis, Satriyo menyoroti temuan bahwa banyak orang yang merasa bahwa bahan makanan sudah pasti aman jika disimpan di dalam lemari es atau freezer.

"Biasanya menggampangkan 'oke kita dapat barang murah kita simpan di freezer, kalau di freezer pasti semuanya baik-baik saja," kata dia.

Satriyo menilai prinsip tersebut biasanya terjadi jika suatu lembaga yang mengelola makanan menemukan harga bahan yang sedang murah di pasaran, sehingga langsung membelinya dalam jumlah banyak.

Baca juga: BGN tegaskan tak ada SPPG yang boleh memasak sebelum jam 12 malam

Menurut dia, banyak SPPG yang belum mempunyai pengalaman yang cukup untuk mengolah makanan dalam jumlah banyak.

"Tidak seperti itu, karena dalam proses freezer pun bisa jadi dia bertumpuk terlalu banyak. Di bagian luar dingin, di dalam panas. Panas dalam artian bakterinya tumbuh, itu yang berbahaya," ujarnya.

Di samping itu Satriyo juga menyoroti proses penyimpanan dan pengiriman saat makanan sudah matang, dimana salah satunya disebabkan oleh keterbatasan kendaraan yang dimiliki SPPG untuk mengangkut makanan.

"Kadang ada keterbatasan juga, jumlah mobilnya cuma sedikit. Padahal didistribusikan banyak, sehingga waktu distribusi itu memakan waktu prime dari makanan, dimana harus dua sampai empat jam maksimal itu sudah harus dikonsumsi. Kalau distribusinya telat, ya otomatis dia akan lebih (berkurang kualitasnya)," ucap Satriyo.

Baca juga: Wakil Kepala BGN sebut pihaknya terbuka dengan usulan "school kitchen"

Oleh karena itu Satriyo mendorong seluruh pemangku kepentingan terkait untuk lebih meningkatkan mutu dan kinerjanya, demi menjamin kualitas sajian MBG yang akan diberikan kepada anak Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang menyambut baik usulan yang dipaparkan.

Ia menyebut pihaknya juga tengah mengupayakan adanya peningkatan kualitas melalui Peraturan Presiden (Perpres) tentang Tata Kelola MBG yang akan disahkan pada waktu dekat.

"Sekarang ini sudah 112 dapur (SPPG) yang ditutup. Mereka dibolehkan lagi beroperasi, tapi dengan catatan membuat kontrak atau membuat perjanjian, kalau mengalami lagi akan ditutup permanen. Jadi, kami juga keras dengan para mitra," ucap Nanik S. Deyang.

Baca juga: BGN wajibkan SPPG masak dengan air galon guna cegah keracunan

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |