BPOM upayakan penuhi kebutuhan 6 ribu ton garam farmasi per tahun

2 weeks ago 6

Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berupaya memenuhi kebutuhan garam farmasi nasional, sekitar 6 ribu ton per tahun, seperti dengan mempercepat proses sertifikasi dua perusahaan agar dapat segera berproduksi di tanah air.

Kepala BPOM Taruna Ikrar di Jakarta, Jumat, mengatakan secara nasional, garam farmasi masih diimpor.

Pihaknya berupaya menghentikan impor tersebut melalui produksi dalam negeri.

Dia menyoroti pentingnya suplai bahan tersebut dalam pengobatan, misalnya untuk bahan baku obat serta menangani diare.

Saat ini, katanya, ada enam pihak yang mendaftarkan diri ke BPOM untuk menyuplai garam farmasi, namun baru dua yang memenuhi persyaratan, sedangkan dua lainnya masih dalam proses. Mereka melakukan pendampingan bagi kedua perusahaan tersebut.

Terkait dengan dua perusahaan yang sedang dibimbing BPOM, dia menyebutkan, potensi produksi mereka mencapai 12 ribu ton.

Untuk memastikan ketersediaan suplai, katanya, setidaknya perlu produksi 10 ribu ton garam per tahun, guna antisipasi apabila ada yang tidak memenuhi standar atau terbuang.

Langkah lainnya, dengan mengupayakan semacam keringanan atau eksemsi bagi industri garam, mengingat garam farmasi dibutuhkan orang banyak.

Baca juga: BPOM dan BGN Kerjasama Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis

Hal ini karena kebijakan untuk menghentikan impor garam konsumsi pada 2025.

"Apakah bertambah setahun lagi, atau dua tahun lagi, ini kita perlu bicarakan. Karena kan ada peraturan, supaya peraturan tersebut ada exemption, karena dalam kondisi emergency," kata Taruna.

Ia menyebut tentang pentingnya garam farmasi.

"Garam farmasi, ini sangat esensial. Jadi, dengan demikian kita lagi berkoordinasi dengan kementerian, Kemenko Pangan atau kementerian terkait, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan. Saya sudah bertemu dengan beliau-beliau itu," katanya.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

"Ini kan baru awal tahun. Mudah-mudahan di akhir tahun ini semuanya sudah terpenuhi. Sehingga kita betul-betul mandiri secara nasional. Tapi kalau belum, harus ada pintu emergency yang disiapkan oleh negara," katanya.

Taruna mengatakan Indonesia membutuhkan sekitar 6,3 juta ton garam per tahun, dengan 2,7 juta ton, antara lain untuk pangan, farmasi, dan kosmetik.

Baca juga: BPOM cek kapasitas lab uji klinis guna sambut asesmen WHO bulan depan

Baca juga: Taruna Ikrar Serukan Peran BPOM Dalam Kolaborasi Global Kesiapsiagaan Epidemik

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |