BPBD Kota Tangerang kembangkan sistem tanggap darurat kota modern

5 days ago 3

Tangerang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, Banten, mengembangkan City Emergency Response System (CERS) atau sistem tanggap darurat kota lebih modern dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang Mahdiar di Tangerang, Selasa, mengatakan CERS merupakan pusat pengendalian operasi (pusdalops) dan command center sebagai pusat kendali terpadu dalam pengelolaan informasi, koordinasi, dan respons, terhadap berbagai kejadian darurat di Kota Tangerang.

"Kami menerima banyak pengaduan dari masyarakat tentang urusan kedaruratan dan non-kedaruratan. Maka itu kita buat pusat kendali agar cepat direspon petugas. Sebab begitu banyak laporan yang masuk ke BPBD, mulai dari urusan kebakaran, pelepasan cincin, penanganan hewan liar, dan lainnya," kata Mahdiar.

Ia mengatakan pusat kendali ini dilengkapi berbagai teknologi pendukung, seperti visualisasi tinggi muka air di titik rawan banjir, pelacakan pergerakan tim lapangan melalui GPS, serta pemantauan cuaca dan peringatan dini gempa yang terhubung dengan data BMKG.

“Kita bisa melihat kondisi tinggi muka air secara real time, memantau pergerakan tim, dan mendeteksi perkembangan cuaca maupun gempa bumi. Semua data itu terintegrasi dalam satu sistem,” katanya.

Baca juga: BPBD: Waspada dampak musim hujan lebih awal di Kota Tangerang

Selain itu sistem itu juga dilengkapi dashboard CERS yang mengintegrasikan berbagai kanal pengaduan masyarakat. “Semua laporan, baik dari aplikasi Laksa, media sosial, maupun hotline darurat, akan terekam di sistem CERS dan bisa segera kami tindaklanjuti secara cepat dan tertata,” katanya.

Mahdiar menyebut pembangunan ruang pusat komando juga merupakan bagian dari upaya BPBD memenuhi standar nasional kelembagaan penanggulangan bencana.

“Setiap BPBD sebenarnya berkewajiban memiliki pusat kendali, meski bentuk dan kapasitasnya berbeda-beda. Karena di sini belum terbentuk secara optimal, kami mempersiapkannya dengan matang, termasuk sistem dan ruang yang akan menjadi pusat kendali lengkap,” ungkapnya.

Wakil Wali Kota Tangerang Maryono Hasan mengapresiasi inovasi tersebut sebagai bentuk komitmen kuat dalam mendukung kesiapsiagaan bencana melalui penyediaan sarana prasarana maupun program pendukung lainnya.

Keberadaan pusdalops dan pusat komando menjadi bagian penting dalam upaya peningkatan layanan kebencanaan, termasuk pemantauan dan pelaporan kejadian secara real time. "Ini penting, karena pertahanan masyarakat juga merupakan bagian utama dari kesiapsiagaan,” ujarnya.

Baca juga: BPBD: 21 pohon tumbang di Kota Tangerang akibat hujan deras semalam

Ia berharap keberadaan pusat komando membuat pengelolaan laporan dan pergerakan petugas semakin efektif.

“Output yang bisa dihasilkan, pertama, kami bisa mengatur pergerakan pasukan secara lebih baik dan termonitor. Kedua, laporan yang kami terima bisa lebih detail, rigid, dan tertata rapi. Kami juga berharap tidak ada lagi keluhan masyarakat yang tertinggal, karena semua bisa kami pantau setiap hari secara real time,” katanya.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Tangerang Deni Koswara penguatan sarana dan sistem pelaporan memudahkan koordinasi antara pemerintah daerah dan pusat. Dengan sistem pusdalops yang terintegrasi, setiap kejadian di wilayah Kota Tangerang dapat langsung dilaporkan ke pusat untuk ditindaklanjuti dengan cepat.

“Kami harapkan bisa lebih responsif dalam melayani masyarakat, sehingga kita bisa mengetahui kondisi yang akan terjadi sebelum bencana. Misalkan untuk banjir, kami terus berkoordinasi dengan Bendung Katulampa dan Bendung Batu Belah agar bisa memperkirakan waktu datangnya air ke Kota Tangerang,” ujar Deni.

Baca juga: BPBD: Waspada cuaca ekstrem di Kota Tangerang, hujan disertai petir

Baca juga: BPBD Tangerang: Waspadai variasi cuaca dari cerah menjadi hujan

Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |