Purbalingga (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, melakukan penanganan darurat tanah longsor yang memutus akses jalan penghubung dua dusun di Desa Panusupan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purbalingga Prayitno di Purbalingga, Kamis malam, mengatakan upaya tanggap darurat dilakukan tim dari BPBD bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta Pemerintah Desa Panusupan, Kecamatan Rembang.
“Tim BPBD bersama DPUPR dan Pemerintah Desa Panusupan langsung melakukan asesmen lapangan dan mengoordinasikan langkah penanganan darurat agar akses warga segera pulih,” katanya.
Berdasarkan hasil asesmen, kata dia, diketahui longsor yang terjadi pada Rabu (15/10) sore setelah wilayah tersebut diguyur hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan jalan kabupaten di Dusun Bojongsana mengalami keretakan sepanjang 41 meter dan lebar lima meter dengan penurunan tanah mencapai 2,5 meter.
Baca juga: BPBD Purbalingga: Petugas gabungan tangani longsor di Desa Kaliori
Selain itu badan jalan desa juga ambles sepanjang 26 meter dengan kedalaman 2,5 meter, serta longsor di dinding Sungai Ideng.
“Jenis longsoran diketahui berupa debris slide tipe rotasi,” katanya.
Guna mempercepat pemulihan akses, kata dia, BPBD berkoordinasi dengan Dinas PUPR dan warga sekitar melaksanakan kerja bakti pembuatan jalan darurat dari batu agar dapat dilalui kendaraan roda dua.
“Mulai hari ini (16/10) dilakukan kerja bakti warga. Besok (17/10) Dinas PUPR akan mengirimkan 20 unit bronjong yang akan dipasang sebagai penahan sementara untuk menutup rekahan jalan,” katanya.
Selain itu, kata dia, alat berat akan diterjunkan guna membantu pembentukan jalur darurat. Menurut dia, tanah milik warga setempat juga disepakati dapat digunakan sebagai alternatif jalur baru.
Baca juga: BPBD: Warga Purbalingga agar waspadai bencana hidrometeorologi
“Rencana relokasi permanen jalan akan digeser ke arah kiri dengan usulan penanganan tahun 2026 melalui Dinas PUPR, diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp600 juta,” katanya.
Ia mengatakan saat ini jalan hanya dapat dilalui kendaraan roda dua dan tim gabungan terus mengupayakan perbaikan agar roda perekonomian warga kembali normal.
Menurut dia, kerja bakti lanjutan akan melibatkan sekitar 200 warga dan berlangsung selama lima hari ke depan.
Dalam hal ini, kata dia, seluruh unsur terkait seperti BPBD, DPUPR, Babinsa, Polsek Rembang, Pemerintah Desa Panusupan, serta masyarakat, terus bersinergi dalam penanganan darurat bencana tersebut.
Selain itu pihaknya juga sudah memasang rambu peringatan jalan rusak. “Langkah cepat dan kolaboratif menjadi kunci untuk meminimalkan dampak bencana dan mempercepat pemulihan,” kata Prayitno.
Baca juga: Cuaca ekstrem, Cianjur tetapkan status siaga bencana hidrometeorologi
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.