BMKG: Waspada potensi cuaca ekstrem di selatan Jawa Tengah

15 hours ago 2
Pantauan kami menunjukkan hujan terjadi sejak pagi hingga siang hari ini, dengan intensitas sedang hingga lebat, terutama di wilayah pesisir selatan Cilacap

Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan dalam beberapa hari ke depan.

"Pantauan kami menunjukkan hujan terjadi sejak pagi hingga siang hari ini, dengan intensitas sedang hingga lebat, terutama di wilayah pesisir selatan Cilacap. Pada siang hingga malam hari, hujan diprakirakan meluas ke wilayah tengah dan utara," kata Ketua Tim Kerja Pelayanan Data dan Diseminasi Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Kamis.

Ia mengatakan hujan dengan durasi cukup lama itu dipicu oleh aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) di fase 3 atau wilayah Samudra Hindia yang meningkatkan pembentukan awan hujan di Jawa bagian selatan.

Baca juga: BMKG: Waspada cuaca ekstrem di Maluku Utara hingga 29 Oktober

Selain itu nilai Dipole Mode Index (DMI) sebesar negatif 1,27 yang berada di bawah kondisi normal turut berkontribusi terhadap peningkatan potensi hujan.

“Anomali suhu muka laut yang lebih hangat dari rata-rata di Laut Jawa juga menambah penguapan, sehingga memperkuat proses pembentukan awan hujan," kata Teguh.

Ia memprakirakan dalam tiga hari ke depan wilayah Jateng bagian selatan, khususnya Kabupaten Cilacap, Banyumas, dan sekitarnya, masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Baca juga: BNPB: Angin kencang rusak rumah hingga kandang sentra pertanian Klaten

Menurut dia, suhu udara di wilayah Jateng bagian selatan diprakirakan berkisar 23 hingga 31 derajat Celcius dengan kelembapan udara 69–97 persen dan angin bertiup dari tenggara berkecepatan 5–35 kilometer per jam.

"Terkait dengan hal itu kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, yang dapat terjadi akibat kondisi cuaca ekstrem tersebut," kata Teguh Wardoyo.

Baca juga: Hujan deras & angin picu pohon tumbang hingga longsor di Purbalingga

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |