Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti mengharapkan perundingan Indonesia-European Union (EU) Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) segera rampung saat menerima delegasi Committee on International Trade (INTA) dari Parlemen Uni Eropa.
Dalam pertemuannya dengan INTA Parlemen Eropa, yang berlangsung di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (16/4/2025), Roro Esti menegaskan penyelesaian perundingan Indonesia-EU CEPA dapat terselesaikan lebih cepat mengingat penyelesaian perundingan tersebut sudah berjalan hampir sembilan tahun lamanya.
"Perundingan perdagangan internasional ini menjadi salah satu fokus kerja Kementerian Perdagangan untuk memperluas pasar global dan kemudahan ekspor komoditas dalam negeri," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Wamendag menjelaskan, nilai perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa saat ini mencapai 30,2 miliar dolar AS pada 2024.
Pada 2011, Indonesia-EU Vision Group mengantisipasi bahwa perundingan CEPA dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan nilai perdagangan minimal 2 miliar dolar AS.
"Kami menghargai dukungan parlemen Eropa terhadap proses perundingan Indonesia-EU CEPA. Kami meyakini, penyelesaian Indonesia-EU CEPA akan meningkatkan kepercayaan pasar bagi kedua belah pihak," katanya.
Indonesia berharap UE akan memiliki pendekatan yang sama mengingat perdagangan global yang bergejolak saat ini dan ketidakpastian di masa mendatang.
"Melihat tren yang positif perdagangan dua arah pada 2019-2024, yang mencapai 5,7 persen, sehingga CEPA saya rasa dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi kedua belah pihak," ujar Roro Esti.
Tak hanya mengenai Indonesia- EU CEPA, pertemuan tersebut turut membahas mengenai perdagangan, politik dan ekonomi luar negeri, terkhusus mengenai kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump.
Roro Esti menegaskan Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan jajaran Kabinet Merah Putih untuk dapat bergerak maju dengan mengutamakan strategi, yang didasari oleh diplomasi, negosiasi, solidaritas regional, dan diversifikasi jangka panjang.
"Agenda diversifikasi pasar ekspor Indonesia tidak hanya sebagai respons terhadap kebijakan Presiden Trump, akan tetapi merupakan kelanjutan dari strategi jangka panjang Indonesia untuk memperluas akses pasar, meningkatkan ketahanan perdagangan, dan mendorong terciptanya lapangan kerja," tegasnya.
Politikus Golkar tersebut turut berharap agar terbukanya akses pasar dan kemudahan dalam kegiatan ekspor produk dalam negeri untuk dapat dikirimkan ke pasar Eropa, serta sebaliknya.
"Indonesia juga berharap agar akses pasar dapat menguntungkan bagi produk unggulan kami seperti, minyak kelapa sawit, alas kaki, tekstil dan pakaian, produk kayu, kopi, dan perikanan. Kami juga terbuka untuk mengeksplorasi produk-produk potensial yang ditawarkan EU untuk pasar kami," jelas Wamendag.
Sementara itu, Ketua Komite INTA Bernd Lange sepakat mengenai pentingnya penyelesaian perundingan CEPA dalam waktu dekat dan akan mendorong tim runding agar dapat melakukan akselerasi perundingan dengan target penyelesaian segera mungkin.
Selain itu, anggota Delegasi INTA juga sepakat dengan pernyataan Wamendag Roro bahwa CEPA harus dapat bersifat inklusif dan memberikan ruang gerak yang memudahkan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menerima manfaat dari CEPA.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025