Belum ketemu, pencari ikan hilang di Nusa Penida diduga masuk palung

3 hours ago 2
Untuk yang di Perairan Kutampi sampai hari ini, jam 6 sore, kami masih melakukan pencarian. Namun untuk penyelaman kami sudah tidak melakukan itu, karena di hari pertama dan hari kedua kami sudah optimalkan

Badung (ANTARA) - Kantor Basarnas Bali menduga spearfishing atau pemancing menggunakan tombak yang hanyut di Perairan Kutampi, Nusa Penida, masuk ke palung yang dalam.

“Kami belum bisa pastikan, namun kemungkinan di palung itu bisa, karena kami juga tidak tahu persis dia itu hilang dimana,” kata Koordinator Unit Siaga SAR Nusa Penida Cakra Negara di Badung, Kamis.

Diketahui pada Selasa (14/10) lalu seorang mekanik bar yang juga pemancing dengan tombak bernama Rizki Ardiansyah asal NTB dikabarkan hanyut sekitar pukul 17.00 Wita.

Menurut saksi, korban dikabarkan turun ke laut sendirian dengan menggunakan tabung oksigen, tembakan ikan, pemberat, dan memakai celana, namun selama 15 menit ia tak kunjung muncul ke permukaan.

Kabar seseorang hanyut ini baru diterima Kantor Basarnas Bali pada Rabu (15/10) pukul 10.30 Wita, sehingga langsung menggerakkan Rigid Inflatable Boat (RIB) dengan lima personel dari Unit Siaga SAR Nusa Penida.

Baca juga: Basarnas: Operasi SAR di Bali masih berlangsung untuk korban longsor

Tim yang dikerahkan sejak kemarin sudah dilengkapi peralatan diving untuk menyelam melakukan pencarian, karena kemungkinan korban terbawa arus laut. Namun dua hari pencarian tak kunjung ditemukan.

“Untuk yang di Perairan Kutampi sampai hari ini, jam 6 sore, kami masih melakukan pencarian. Namun untuk penyelaman kami sudah tidak melakukan itu, karena di hari pertama dan hari kedua kami sudah optimalkan,” ujar Cakra Negara.

Ia menegaskan kecurigaannya adalah korban tersebut sudah jauh bergeser karena arus di bawah laut kuat, belum lagi jarak pantai dengan palung hanya 50 meter.

Baca juga: Tim SAR temukan jenazah WNA Inggris tenggelam di Pantai Legian

“Besok kami lanjutkan dengan pencarian di permukaan karena di daerah sana juga banyak aktivitas diving, kemudian ada faktor kontur perairan, ini dia banyak palung, itu kendala kita jadi tidak bisa memperluas penyelaman,” kata Cakra Negara.

“Kalaupun kita agak ke tengah (palung), itu sudah gelap untuk mencapai dasarnya itu berapa meter, ratusan, tidak mungkin dilakukan oleh manusia normal untuk menyelam seperti kita,” tambah Cakra Negara.

Melihat kondisi Perairan Kutampi, Basarnas Bali menilai sekali pun spearfishing tersebut berpengalaman sehari-hari di sana, potensi bahaya tetap ada.

Baca juga: Basarnas evakuasi jenazah WNA Prancis di tebing Pantai Kelingking

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |