Tangerang (ANTARA) - Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) mulai memperkuat pengawasan terhadap pelaku perjalanan udara menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026 guna mengantisipasi penyebaran penyakit menular.
"Sudah dari sekarang untuk mempersiapkan diri melakukan peningkatan-peningkatan pengawasan kesehatan, termasuk juga mengantisipasi faktor atau risiko lingkungan, supaya nanti pada waktunya kita itu tidak menjadi sarang untuk penyakit-penyakit menular," jelas Kepala BBKK Bandara Soetta, Naning Nugrahini di Tangerang, Jumat.
Ia bilang, langkah pertama dalam upaya memperkuat pengawasan dan pemeriksaan kesehatan tersebut dilakukan melalui survei pada penerbangan domestik maupun internasional.
Pihaknya kembali mengaktifkan thermal scanner serta membuka posko kesehatan di setiap terminal penerbangan yang ada di Bandara Soekarno-Hatta.
"Termasuk nanti juga melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, melakukan skrining, kemudian juga melakukan survei migrasi penyakit malaria," terangnya.
Baca juga: Karantina apresiasi penguatan lembaga oleh DPR RI
Menurut Naning, langkah pencegahan ini penting dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan adanya migrasi penyakit yang dibawa oleh penumpang dari daerah endemik dengan kasus tinggi.
"Survei migrasi malaria dilakukan untuk memastikan penumpang yang datang dari wilayah endemik tidak membawa risiko penularan ke sini," katanya.
Ia mengungkapkan, selain nantinya melakukan pemeriksaan dengan thermal scanner, petugas kesehatan juga melakukan pemeriksaan visual terhadap penumpang.
Bila nantinya ditemukan indikasi, dilanjutkan pemeriksaan laboratorium di fasilitas kesehatan milik BBKK Bandara Soetta.
"Termasuk pengawasan makanan dan minuman di tenan-tenan, pengawasan ada penyakit seperti dari kecoa, ada tikus, dan sebagainya," tuturnya.
Baca juga: Barantin tegaskan biaya karantina tercantum di peraturan resmi
Ia menambahkan, khusus untuk pemeriksaan penerbangan internasional, Ethiopia menjadi salah satu negara yang mendapat perhatian khusus.
Saat ini, katanya, negara tersebut tengah menghadapi wabah virus Marburg, patogen mematikan dengan gejala mirip Ebola.
Kendati demikian, adanya risiko penularan virus ini pihaknya dapat memantau melalui aplikasi All Indonesia, yang wajib diisi oleh setiap penumpang perjalanan internasional sebelum tiba di Indonesia.
Melalui data dari aplikasi tersebut, petugas kesehatan bandara bisa langsung menganalisa yang kemudian dikombinasikan dengan hasil thermal scanner dan pemeriksaan visual.
"Laboratorium kami ada rapid pertama, nanti kalau misalnya ada penyakit-penyakit tertentu, misalnya terdapat Etiopia itu maka kita melakukan kewaspadaan juga, nanti dilakukan pemeriksaan di laboratorium," kata dia.
Baca juga: Balai Karantina Hewan Sampit gagalkan penyelundupan elang bido
Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































