Badung (ANTARA) - Kepala Basarnas RI Mohammad Syafii meminta kantor-kantor Basarnas wilayah tengah terutama Bali, Mataram, Kupang, dan Maumere bersiaga terhadap aktivitas-aktivitas warga negara asing (WNA) yang berpotensi membutuhkan pertolongan SAR.
“Kita perlu evaluasi, kantor SAR yang ada di sekitar Bali ini memiliki tanggung jawab tidak ringan, ada aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh WNA, untungnya selama ini kita mampu melaksanakan tugas itu,” kata dia di Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Kepala Basarnas RI melihat belakangan banyak kejadian yang melibatkan WNA dalam kerja-kerja SAR, seperti WNA yang terperosok di gunung, kapal tenggelam, dan banjir besar Bali.
Belum lagi sejumlah wilayah tengah seperti Labuan Bajo masuk kawasan wisata prioritas sehingga tugas tim SAR tidak mudah.
“Itu bagian tugas kita yang harus menjadi perhatian khusus, karena itu saya hadir, kalau kita lihat kantor SAR yang kita miliki ini dengan personel yang terbatas, dengan sarana-prasarana yang masih kurang tetapi tugas-tugas bisa dilaksanakan, tidak lain karena kolaborasi, sinergi antarkantor SAR dengan seluruh potensi,” ujarnya.
Baca juga: Basarnas manfaatkan potensi masyarakat sebagai kekuatan cadangan SAR
Mohammad Syafii menyadari wilayah tengah meski tugasnya berat mengawal aktivitas WNA, masih ada keterbatasan pada sarana prasarana pendukung kerja.
Melihat kejadian-kejadian setahun terakhir, dirasa perlu adanya helikopter sendiri milik Basarnas, namun karena keterbatasan anggaran ia mendorong penerapan strategi dengan mengoptimalkan apa yang ada.
“Saya pastikan kalau bicara masalah kompetensi dari SAR nasional sudah cukup, hanya saja memang kalau kita ingin melengkapi setiap wilayah harus dengan peralatan yang lengkap, itu yang memang belum, jadi kalau ada operasi bisa dilaksanakan secara mandiri dengan peralatan yang ada,” katanya.
Langkah lain yang bisa dilakukan wilayah tengah atau Bali Nusra adalah saling memanfaatkan alutsista daerah lain, seperti ketika seorang WNA terperosok di Gunung Rinjani, dapat meminjam helikopter SGi Air Bali yang sering dipakai dalam misi di Bali.
Baca juga: Kepala Basarnas RI: Maksimalkan personel yang terbatas
“Jadi, tidak perlu Basarnas menghadirkan pesawat dari Surabaya atau Bogor, di sana sebenarnya sinergi kita dengan wilayah yang sama, tetapi kalau misalkan kejadian seperti kemarin di pondok pesantren di Sidoarjo bangunan runtuh kita laksanakan operasi khusus hadirkan grup dari Jakarta,” ujarnya.
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.