Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengajak jajaran TNI-Polri agar membantu Perum Bulog guna mengedukasi petani sehingga bisa menghasilkan gabah yang berkualitas ketika diserap oleh pemerintah.
"Edukasi diperlukan agar kebijakan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) tanpa rafaksi dapat didukung dengan peningkatan kualitas GKP yang dihasilkan oleh petani," kata Arief dalam Dialog Kebangsaan 'Mewujudkan Ketahanan Pangan' di Sekolah Staf dan Pimpinan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Republik Indonesia (Sespim Lemdiklat Polri), Bandung Barat, Jawa Barat. Selasa.
Dia menyampaikan upaya pemerintah dalam komando Presiden Prabowo Subianto dalam mengakselerasi swasembada pangan, terutama beras, sangat penting disokong oleh banyak pihak.
Seiring peningkatan produksi beras di 2025 ini, lanjut Arief, pemerintah melalui Perum Bulog melakukan penyerapan hasil panen petani untuk disimpan sebagai stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
"Kita apresiasi sekali sama teman-teman TNI Polri. Tidak ada organisasi yang se-solid ini. Jadi bapak ibu semua harus bangga menjadi bagian dari TNI dan Polri," ucap Arief dalam keterangan dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Ia menuturkan, Presiden Prabowo telah memerintahkan agar semua pihak mewujudkan swasembada pangan. Harga GKP petani wajib diserap sesuai HPP Rp6.500 per kg tanpa rafaksi dan any quality.
"Itu mutlak. Hari ini kita kerjakan swasembada beras. Bulan Maret dan April ini adalah puncak panen, maka kita tugaskan Bulog untuk melakukan penyerapan. Ini memang menuntut kita kerja lebih keras, tetapi bisa membantu para petani yang ada di sawah," bebernya.
Keberpihakan pemerintah terhadap petani ditunjukkan melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 Tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras Dalam Negeri serta Penyaluran CBP.
Presiden telah memandatkan target pengadaan beras dalam negeri di 2025 sebanyak 3 juta ton dengan HPP Rp6.500 per kg untuk GKP dengan segala kualitas di tingkat petani.
Arief menekankan perlu membantu Bulog dalam mengedukasi sedulur petani bahwa GKP yang dibeli Bulog, bukan gabah kering pohon, bukan gabah hijau, bukan yang dipanen masih hijau.
"Karena apabila digiling, malah bukan meningkatkan produktivitas, tetapi rendemennya bisa kurang bagus. Jadi perlu ada edukasi ke petani supaya beras Bulog nanti tidak tengik, tidak apek, dan warnanya menguning selama disimpan," jelasnya.
Diketahui, realisasi penyerapan setara beras oleh Bulog sampai 15 April 2025 telah menyentuh angka 1,074 juta ton atau 35,82 persen dari target. Dengan begitu, total stok beras yang disimpan Bulog se-Indonesia telah mencapai 2,6 juta ton.
Sementara itu, Kepala Koordinator Widyaiswara Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Menengah Polri (Kakor WI Sespimmen Polri) Brigadir Jenderal Polisi Slamet Hariyadi mengatakan ketahanan pangan merupakan salah satu aspek fundamental dalam pembangunan suatu bangsa.
"Oleh karena itu, peran semua pihak serta TNI-Polri sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan dan stabilitas sangat diperlukan untuk menciptakan sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan," kata Slamet.
Kegiatan Dialog Kebangsaan terdiri dari Sespimti, Sespimmen, ada Sespimma. Sespimti 54 orang dengan komposisi dari Polri ada 40 orang, TNI 11 orang, serta masing-masing satu orang dari Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, Kejaksaan Agung dan juga dari Badan Siber dan Sandi Negara.
Kemudian untuk Sespimmen ada 239 orang dengan rincian dari Polri 223 orang dan TNI ada 14 orang. Kemudian untuk siswa dari mancanegara ada 2 orang, yaitu dari Timor Leste dan dari Fiji. Lalu Sespimma dengan peserta ada 100 orang.
Baca juga: Kuota impor dihapus, Bapanas pastikan petani-peternak tetap dilindungi
Baca juga: Bapanas ajak pemda turut pantau kualitas gabah yang diserap Bulog
Baca juga: Bapanas: Kebijkan harga pembelian GKP untuk pacu petani berproduksi
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025