Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa kelancaran arus lalu lintas terganggu dan sebanyak 60 keluarga di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan terpaksa mengungsi karena banjir.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa puluhan keluarga tersebut merupakan warga Desa Peninggalan, Kecamatan Tungkal Jaya yang menjadi korban banjir luapan dua aliran sungai setempat.
Berdasarkan laporan dari tim reaksi cepat Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Musi Banyuasin, para korban mengungsi secara mandiri yang dalam pendampingan tim petugas gabungan.
“Ada yang mengungsi ke rumah kerabat tapi juga ada yang memilih bertahan menempati lantai dua rumah panggung mereka,” kata dia.
Menurut dia. dua aliran sungai yang ada di wilayah Tungkal dan Pangkalan Tungkal meluap Selasa (8/4) dini hari tadi, karena tak mampu membendung hujan sangat deras yang mengguyur sebagian besar wilayah Sumatera Selatan.
Dari hasil pendampingan tim reaksi cepat yang diterima BNPB diketahui bahwa setidaknya sampai dengan siang tadi banjir menggenangi pemukiman dengan ketinggian muka air 30-100 centimeter.
Banjir tersebut juga menggenangi jalan lintas timur Sumatera, ruas Palembang - Jambi di wilayah Musi Banyuasin sehingga cukup menghambat kelancaran arus lalu lintas kendaraan.
Atas kondisi tersebut, Abdul menyebutkan bahwa petugas kepolisian dan dinas perhubungan kabupaten setempat terpaksa memberlakukan sistem satu jalur demi kelancaran dan keselamatan para pengguna jalan.
“Tim gabungan yang bertugas juga siaga untuk melakukan evakuasi jika kondisi memburuk,” kata dia.
Baca juga: DPR: Revisi UU Penanggulangan Bencana untuk penguatan BNPB
Baca juga: BNPB: Banjir rusak 72 hektare lahan pertanian di Konawe Utara
Baca juga: BNPB: Tim gabungan dampingi 22 keluarga korban angin puting beliung di Sumedang
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025