Bandung minta kentongan kembali digunakan untuk mitigasi bencana

1 month ago 11

Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meminta masyarakat untuk kembali memanfaatkan kentongan sebagai alat peringatan dini dalam upaya mitigasi bencana, khususnya di wilayah rawan bencana seperti banjir dan longsor.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengatakan bahwa kentongan merupakan sistem tradisional yang terbukti efektif dalam menyebarkan informasi secara cepat di tengah masyarakat.

“Di wilayah seperti ini, kecepatan menyebarkan informasi itu penting. Kalau sudah terlihat Manglayang tertutup awan dan hujan deras mulai turun, aparat wilayah seperti RT, RW, linmas, lurah bahkan camat harus segera memberi peringatan menggunakan kentongan. Ini metode lama tetapi sangat efektif,” kata Farhan di Bandung, Selasa.

Baca juga: Pemkot Bandung pastikan longsor di Ujungberung tertangani dengan baik

Menurut dia, kentongan adalah metode yang sederhana, tidak membutuhkan teknologi canggih, namun memiliki jangkauan luas dan dapat dijalankan langsung oleh masyarakat.

Farhan mengatakan pihaknya telah menyosialisasikan penggunaan kentongan kepada aparat kewilayahan agar menjadi bagian dari sistem informasi komunitas untuk deteksi dini bencana.

“Instruksi ini sudah mulai disosialisasikan kepada aparat kewilayahan agar menjadi sistem informasi berbasis komunitas untuk deteksi dini bencana,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa mitigasi merupakan langkah paling realistis saat ini, terutama di daerah yang belum memungkinkan dilakukan normalisasi sungai dalam waktu dekat.

Baca juga: Diskar PB: Hujan deras di Kota Bandung picu banjir dan pohon tumbang

Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah di sekitarnya untuk merumuskan solusi jangka panjang, termasuk penataan aliran sungai lintas wilayah.

“Saya sebagai wali kota berprinsip tidak akan menggusur warga. Namun, kalau warga sudah merasa tidak kuat tinggal di lokasi yang sering terdampak, kami sudah siapkan tempat relokasi yang aman dan layak. Silakan, kita pindah secara sukarela,” ujarnya.

Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk pengurus RW, kelurahan, kecamatan, serta organisasi masyarakat untuk terus mengedepankan semangat gotong royong dalam menghadapi potensi bencana.

Baca juga: Pemkot Bandung asesmen dampak banjir di Kecamatan Rancasari

“Penanganan bencana tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah. Perlu kesiapsiagaan semua pihak,” kata Farhan.

Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |