Balai Besar TNTC: Hiu berjalan menarik minat wisatawan pecinta selam

6 days ago 10
Hiu berjalan sebagai salah satu spesies endemik berpotensi menambah waktu kunjungan wisatawan pecinta selam

Manokwari, Papua Barat (ANTARA) - Balai Besar Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC) menyebutkan spesies hiu berjalan (Emiscyllium galei) yang ditetapkan sebagai satwa prioritas, memiliki daya tarik bagi wisatawan pecinta selam.

Kepala Balai Besar TNTC Supartono di Manokwari, Papua Barat, Sabtu, mengatakan hiu berjalan merupakan hewan nocturnal yang aktif melakukan pergerakan saat malam hari.

Meski belum sepopuler hiu paus, namun hiu berjalan mampu menarik perhatian wisatawan yang menyukai kegiatan selam malam hari di kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih.

"Hiu berjalan sebagai salah satu spesies endemik berpotensi menambah waktu kunjungan wisatawan pecinta selam," kata Supartono.

Dalam jangka panjang, kata dia, penetapan status pengelolaan hiu berjalan diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sepanjang pesisir kawasan Teluk Cendrawasih.

Balai Besar TNTC terus mengedukasi masyarakat agar turut berperan aktif dalam menjaga kelestarian ekosistem demi keberlangsungan hidup satwa yang masuk dalam kategori pengelolaan prioritas.

"Sejauh ini hiu berjalan bukan sebagai target penangkapan para nelayan dan justru memiliki potensi ekowisata dan kegiatan penelitian.

Selain itu, ujarnya, penetapan status pengelolaan yang meningkat menjadi satwa prioritas diharapkan dapat mendukung visi misi Balai Besar TNTC sebagai pusat riset hiu di wilayah timur Indonesia.

Meski demikian, pihaknya tetap mengantisipasi potensi ancaman yang dihadapi hiu berjalan yaitu aktivitas antropogenik seperti penangkapan yang tidak ramah lingkungan.

Kemudian, kegiatan pembangunan di wilayah pesisir mengakibatkan degradasi lingkungan, perubahan iklim, dan pemutihan terumbu karang yang mengancam populasi hiu berjalan.

"Pemanfaatan lain yang dilakukan oleh masyarakat setempat selama ini masih bersifat tradisional dan tidak menyentuh ranah komersil," ujarnya.

Supartono menyebut kurang lebih ada sembilan jenis hiu berjalan, dan enam jenisnya tersebar di wilayah perairan Papua, Halmahera dan Kepulauan Aru dengan empat jenis berstatus endemik.

Meliputi, Hiu Berjalan Halmahera (Hemiscyllium Halmahera), Hiu Berjalan Raja Ampat (Hemiscyllium Freycineti), Hiu Berjalan Teluk Cenderawasih (Hemiscyllium Galei), dan Hiu Berjalan Teluk Triton (Hemiscyllium Henryi).

"Hiu berjalan memiliki nama umum Teluk Cenderawasih Epaulette Shark, dan nama lokal gurano makumberepi," ucap Supartono.

Baca juga: Balai Besar TNTC tetapkan hiu berjalan sebagai satwa prioritas

Baca juga: Balai Besar TNTC lakukan transplantasi terumbu karang di Wondama

Baca juga: Balai Besar TNTC-Pertamina lakukan pemasangan "tagging" hiu paus

Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |