Jakarta (ANTARA) - PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), holgding asuransi Indonesia Financial Group (IFG), menghadirkan produk asuransi dengan skema co-insurance berbasis teknologi.
Direktur Bisnis Askrindo Budhi Novianto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis mengatakan, skema asuransi konvensional yang selama ini diterapkan berbasis indemnity, sehingga memerlukan verifikasi kerugian di lapangan. Proses ini cenderung memakan waktu, berbiaya tinggi, dan rentan moral hazard.
Padahal, asuransi pertanian merupakan solusi penting untuk memitigasi risiko yang dihadapi petani, seperti menjaga arus kas, dan mempercepat pemulihan pasca-bencana.
“Oleh karena itu, Askrindo hadir dengan pembaruan konsep produk asuransi pertanian agar sesuai dengan keadaan dan adaptif terhadap pola risiko yang berubah atas perubahan iklim, seperti skema asuransi pertanian berbasis indeks atau parametrik yang memungkinkan pembayaran otomatis berbasis data,” ujar Budhi.
Baca juga: Jasindo lindungi 3 juta hektare lahan dari gagal panen pada 2019-2024
Asuransi pertanian berbasis parametrik memungkinkan pembayaran klaim secara otomatis berdasarkan indikator tertentu, seperti curah hujan yang berada di bawah ambang batas atau hasil panen yang tidak mencapai standar.
Skema ini juga menghilangkan kebutuhan verifikasi per individu petani, sehingga proses pencairan klaim menjadi lebih cepat dan biaya administrasi dapat ditekan.
“Meski demikian, skema ini tetap mengandung risiko yang perlu dikelola melalui perancangan indeks yang tepat serta penggunaan data berkualitas tinggi,” tambahnya.
Askrindo turut menggandeng PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) untuk skema ko-asuransi tersebut.
Baca juga: Askrindo teken kerja sama KUR dengan Bank Papua
Konsep itu keluar sebagai runner-up pada ajang Call for Proposal – Inclusive Insurance Challenge Fund (IICF) 2025, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) dan Insurance and Risk Finance Facility – United Nations Development Programme (IRFF UNDP).
Askrindo berharap skema ko-asuransi pertanian berbasis teknologi ini dapat mendukung visi pemerintahan Kabinet Merah Putih yang tercantum dalam misi Asta Cita serta program prioritas lainnya.
“Kami optimistis inisiatif ini akan mempermudah implementasi asuransi pertanian dan memperluas jangkauannya secara lebih efektif,” tuturnya.
Baca juga: Askrindo Surabaya mitigasi "over financing" dari Rp200 T di Himbara
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.