Jakarta (ANTARA) - Pada tiap malam pergantian tahun, selalu meriah dengan pesta kembang api di berbagai wilayah dunia. Keindahan cahaya dan suara meriah dari kembang api menambah perayaan akhir tahun yang semakin menarik dan rasa semangat menyambut tahun baru.
Bahkan, tidak hanya akhir tahun, perayaan lainnya seperti hari kemerdekaan, tahun baru imlek, dan lainnya juga dimeriahkan dengan kembang api. Oleh sebab itu, kembang api menjadi bagian penting yang tak boleh terlewatkan dalam sebuah perayaan. Lantas, bagaimana asal usul kembang api ini?
Adanya kembang api berawal dari tradisi Liuyang Kuno, China pada abad kedua sebelum masehi. Masyarakat sekitar membuat kembang api dari batang bambu yang dimasukkan ke dalam kobaran api dan akan menimbulkan suara ledakan dari rongga bambu yang terlalu panas.
Baca juga: Kembang api meriahkan perayaan Hari Nasional Arab Saudi ke-94
Oleh karena itu, masyarakat menganut kepercayaan bahwa ledakan kembang api tersebut dapat mengusir roh jahat dan menjadi tradisi untuk melindungi diri dari hal-hal buruk yang terjadi.
Menjelang 600-900 masehi, pembuatan kembang api berkembang dengan menggunakan bahan tertentu yang dimasukkan ke dalam lubang bambu, yaitu campuran kalium nitrat, sulfur, dan arang. Kemudian, akan menghasilkan bubuk hitam yang menimbulkan ledakan atau disebut bubuk mesiu.
Akhirnya, pada abad ke-13 pembuatan kembang api mulai menyebar ke Eropa. Saat itu, diketahui terdapat orang Italia yang pertama kali membuat kembang api digunakan untuk perayaan suatu acara.
Saat hari penting seperti perayaan agama, acara negara, hari kemerdekaan dan lainnya, kembang api mulai sering digunakan pada abad ke-15. Para penjabat dan masyarakat Eropa pun tertarik menggunakan kembang api untuk menambah kemeriahan perayaan acara tersebut.
Tren kembang api semakin berkembang di Eropa dalam acara pernikahan Raja Henry VII tahun 1486 di Inggris dan kelahiran anak laki-laki Raja Peter di Rusia. Dalam acara bersejarah tersebut, kembang api digunakan dengan megah dan meriah yang melibatkan berbagai kalangan masyarakat dan keluarga kerajaan.
Baca juga: Lirik lagu "Firework" oleh Katy Perry dan penjelasannya
Kini, penggunaan kembang api sudah meluas ke seluruh dunia, terutama di Indonesia. Pesta kembang api menjadi acara puncak di berbagai kota besar, terutama Jakarta, Surabaya, dan Bandung untuk memeriahkan acara momen spesial.
Banyak kalangan masyarakat bersama keluarga, pasangan, atau temannya yang berkumpul di tempat terbuka seperti alun-alun, taman kota, atau pantai untuk menikmati pertunjukan kembang api yang indah dan meriah, terutama saat momen menyambut tahun baru.
Kendati demikian, saat menggunakan kembang api perlu berhati-hati karena dapat menyebabkan risiko kecelakaan, seperti rentan luka bakar pada kulit atau iritasi mata.
Untuk keselamatan diri, berikut adalah tips agar tetap aman dan terhindar dari risiko kecelakaan menggunakan kembang api.
- Selalu baca instruksi penggunaan pada kemasan kembang api sebelum dinyalakan.
- Jaga jarak aman saat menyalakan kembang api, seperti di tempat luas dan jauh dari kumpulan orang banyak, anak kecil, hewan peliharaan, atau bahan yang mudah terbakar.
- Jauhi tangan Anda dari percikan kembang api ketika menyalakan kembang api pakai korek.
- Jika kembang api tidak menyala atau gagal meledak, tunggu beberapa menit sebelum mengambilnya kembali.
- Sebelum dibuang ke tempat sampah, sediakan air untuk memadamkan bekas kembang api supaya tidak ada sisa api yang dapat menyebabkan kebakaran.
Baca juga: Pertunjukan kembang api spektakuler awali Festival Musim Panas Taipei
Baca juga: Hong Kong gelar pertunjukan kembang api untuk rayakan Hari Buruh
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024