AICIS+ 2025 hadirkan 12 pemikir dunia kupas ekoteologi dan teknologi

14 hours ago 2
Kolaborasi lintas bidang ini penting karena kita berbicara tentang masa depan Islam yang dialogis dengan isu-isu global seperti kecerdasan buatan (AI), ekologi, dan kemanusiaan

Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 12 pemikir kelas dunia dijadwalkan hadir dalam Annual International Conference on Islamic Studies Plus (AICIS+) yang akan digelar di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, 29-31 Oktober 2025.

Konferensi tersebut akan mengangkat tema “Ekoteologi dan Transformasi Teknologi” yang menyoroti hubungan antara spiritualitas, ekologi, dan perkembangan teknologi masa depan dalam perspektif Islam.

“Kolaborasi lintas bidang ini penting karena kita berbicara tentang masa depan Islam yang dialogis dengan isu-isu global seperti kecerdasan buatan (AI), ekologi, dan kemanusiaan,” ujar Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno di Jakarta, Kamis.

Konferensi akademik ini menghadirkan tokoh-tokoh dari berbagai disiplin ilmu dan negara. Di antaranya Prof. Farish A. Noor, sejarawan asal Malaysia yang dikenal dengan analisis terhadap politik Islam di Asia Tenggara.

Baca juga: El-Bukhari Institute: Islam miliki modal bangun kesadaran ekologis

Prof Shahram Akbarzadeh dari Deakin University Australia, pakar politik Timur Tengah, serta Assoc. Prof. Stéphane Lacroix dari Sciences Po Prancis, yang dikenal lewat risetnya mengenai Islam politik di Arab Saudi dan Mesir.

Dari bidang politik sains dan teknologi, Assoc. Prof Sulfikar Amir dari Nanyang Technological University (NTU) Singapura akan membahas relasi antara inovasi dan masyarakat modern.

Sementara itu, Dr. Hamrila Abdul Latif dari Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS) yakni akademisi sekaligus kolumnis populer. Dia akan menyajikan pandangan lintas disiplin terkait transformasi sosial dalam dunia Islam.

Para akademisi dari ranah studi Islam juga akan turut berkontribusi, di antaranya Dr. Muhammad Ahmad Ibrahim Al-Jahsh dari Al-Qasimiya University Uni Emirat Arab, serta Aria Nakissa, Ph.D., dari UIII, yang akan membahas tafsir dan hukum Islam dalam konteks global.

Baca juga: Mahasiswa UIN Alauddin satukan visi bacakan Deklarasi Ekoteologi

Sementara dari Indonesia, hadir Prof. Meiwita Budiharsana dan Prof. Eka Srimulyani yang akan mengupas isu gender, kesehatan, dan pendidikan Islam kontemporer.

Begitu pula Fajar Hirawan, Ph.D., akan memaparkan strategi ekonomi digital untuk mendorong pembangunan berkelanjutan di dunia Islam.

Suyitno berhadap AICIS+ 2025 menjadi ruang perjumpaan gagasan antara pemikir Islam modern dengan tantangan global, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat kajian Islam progresif di dunia.

“Konferensi ini disebut-sebut akan menjadi salah satu forum akademik terbesar di Asia Tenggara yang mempertemukan ilmu, iman, dan inovasi,” kata Suyitno.

Baca juga: Kemenag: Bincang Syariah di UIN Makassar angkat isu lingkungan Islami

Baca juga: Menag minta ekoteologi diterapkan di pesantren untuk jaga lingkungan

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |