7 seni bela diri asal Indonesia, dari pencak silat hingga perisai diri

15 hours ago 4

Jakarta (ANTARA) - Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan tradisi, termasuk dalam hal seni bela diri tradisional. Lalu, selain pencak silat, apa saja seni bela diri yang asli asal Indonesia?

Dari Sabang hingga Merauke, berbagai aliran bela diri tumbuh sebagai bentuk pertahanan diri sekaligus menjadi bagian dari warisan budaya yang diwariskan turun-temurun.

Setiap daerah menghadirkan keunikan tersendiri, menggambarkan karakter masyarakatnya serta nilai-nilai yang mereka junjung tinggi. Seni bela diri juga menjadi salah satu cabang olahraga yang cukup diminati dunia. Tidak hanya berasal dari mancanegara, Indonesia pun memiliki sejumlah seni bela diri yang membanggakan, salah satunya adalah pencak silat.

Selain pencak silat, ada pula berbagai seni bela diri khas daerah lain yang menjadi identitas budaya bangsa. Bahkan, beberapa di antaranya sudah diperkenalkan dalam ajang kompetisi internasional, seperti SEA Games.

Berikut ini ragam seni bela diri tradisional Indonesia yang dirangkum dari berbagai sumber.

Baca juga: Tidak sebatas seni bela diri, silat Indonesia berbeda dengan Malaysia

Macam-macam seni bela diri tradisional asal Indonesia

Seni bela diri adalah bentuk kesenian yang muncul sebagai upaya seseorang untuk membela dan melindungi diri. Kesenian ini tersebar luas di berbagai belahan dunia, bahkan hampir setiap negara memiliki seni bela diri yang berkembang sesuai dengan budaya setempat.

1. Pencak silat

Pencak silat kini telah menembus batas negara dan dikenal luas di berbagai belahan dunia. Organisasi induk pencak silat dunia, yaitu PERSILAT (Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa), saat ini menaungi 33 organisasi pencak silat dari berbagai negara.

Selain itu, pencak silat juga menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam ajang SEA Games. Asal-usul silat berakar dari budaya suku Melayu, terutama masyarakat yang mendiami wilayah pesisir Sumatra dan Semenanjung Malaka.

Penyebaran pencak silat tercatat dalam sejarah, salah satunya berkat peranan para ulama yang turut menyebarkan agama Islam di Nusantara pada abad ke-14.

Baca juga: Menteri Kebudayaan upayakan pencak silat masuk kurikulum sekolah

2. Tarung derajat

Tarung derajat adalah seni bela diri asal Indonesia yang mengusung konsep pertarungan langsung (full body contact) secara efektif dan praktis.

Bela diri ini diciptakan oleh Achmad Dradjat berdasarkan pengalaman-pengalamannya dalam menghadapi perkelahian jalanan di Bandung pada era 1960-an. Kini, tarung derajat diakui sebagai olahraga nasional dan digunakan sebagai bagian dari latihan dasar bagi prajurit TNI Angkatan Darat.

Tarung derajat menekankan teknik pukulan dan tendangan agresif, namun juga mengajarkan teknik bantingan, kuncian, hingga sapuan. Para praktisi-nya sering disebut "Petarung," sedangkan tarung derajat sendiri kerap dijuluki "Boxer."

3. Merpati putih

Merpati Putih adalah salah satu aliran pencak silat di Indonesia yang mengajarkan teknik bela diri dengan tangan kosong. Perguruan ini sudah berkembang sejak pertengahan abad ke-16, sekitar tahun 1550-an, dan menjadi bagian dari kekayaan budaya bangsa.

Merpati Putih juga melatih kemampuan energi dalam tubuh melalui teknik pernapasan yang khas. Selain menjadi anggota PERSILAT, perguruan ini tergabung pula dalam Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) dan Martial Arts Federation for World Peace (MAFWP).

Baca juga: Risiko cedera yang perlu diwaspadai saat berlatih seni bela diri

4. Cimande

Cimande adalah salah satu bentuk olahraga bela diri tradisional yang pertama kali diperkenalkan oleh seorang Kyai bernama Mbah Kahir. Seni bela diri ini mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1760-an.

Cimande terkenal karena jurus-jurus-nya yang mematikan, sering menjadi andalan dalam pertarungan sengit di berbagai daerah. Bela diri ini bahkan dianggap sebagai salah satu perguruan pencak silat yang paling ditakuti dan dihormati.

Sebagai salah satu aliran silat tertua, Cimande juga memiliki ikatan kuat dengan tokoh legendaris Betawi, Si Pitung, yang konon belajar dari perguruan ini.

Dalam praktiknya, Cimande tidak hanya mengajarkan teknik bertarung, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur, norma, serta perilaku yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Cimande melalui proses sejarah dan budaya.

5. Silek Minangkabau

Silek Minangkabau, atau Silat Minangkabau, merupakan seni bela diri tradisional yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat.

Warisan ini diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Awalnya, silek dipelajari sebagai bekal utama bagi para perantau Minang yang memang sejak dulu dikenal gemar merantau ke berbagai daerah. Selain itu, silek juga digunakan untuk melindungi kampung halaman dari serangan atau ancaman luar.

Baca juga: Rekomendasi seni bela diri yang tepat untuk membentuk karakter anak

6. Bakti negara

Bakti negara adalah aliran sekaligus perguruan pencak silat khas Bali yang berpijak pada ajaran Hindu Dharma melalui konsep Tri Hita Karana. Perguruan ini resmi didirikan pada 31 Januari 1955 di Banjar Kaliungu Kaja, Denpasar, Bali, oleh empat pendekar yang merupakan mantan pejuang kemerdekaan Indonesia, diantaranya: Pendekar Anak Agung Rai Tokir, I Bagus Made Rai Keplag, Anak Agung Meranggi, Sri Empu Dwi Tantra, dan Ida Bagus Oka Dewangkara.

7. Perisai diri

Perisai Diri adalah salah satu perguruan bela diri yang menjadi anggota aktif berbagai organisasi resmi pencak silat. Perguruan ini banyak diminati oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Perisai Diri termasuk salah satu dari sepuluh perguruan yang memperoleh predikat sebagai Perguruan Tinggi Historis karena berperan besar dalam pembentukan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

Didirikan pada 2 Juli 1955 di Surabaya oleh RM Soebandiman Dirdjoatmodjo, seorang bangsawan dari Keraton Paku Alam, Perisai Diri menggabungkan 156 teknik bela diri dari berbagai daerah di Indonesia, ditambah unsur teknik dari Shaolin Tiongkok. Latihannya mencakup teknik bela diri efektif baik dengan tangan kosong maupun menggunakan senjata.

Baca juga: Garut harus jadi "lokomotif" perkembangan dunia persilatan

Baca juga: Jaga diri dari ancaman, ini jenis bela diri yang cocok untuk perempuan

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |