Wamenperin harap IFEX 2025 tingkatkan penjualan furnitur RI di global

1 week ago 9
Diharapkan melalui pameran ini, kita bisa mengeksplorasi solusi dan menjalin kolaborasi menghadapi tantangan industri furnitur

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza berharap pameran bertajuk Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025 dapat meningkatkan penjualan mebel, furnitur dan kerajinan dalam negeri di kancah internasional guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

"Semoga penyelenggara pameran IFEX 2025 ini dapat berlangsung sukses, memberikan dampak positif dan hasil penjualan yang besar," kata Faisol saat membuka Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025 yang digelar Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan Dyandra Promosindo di Jakarta, Kamis.

Dia mengapresiasi HIMKI sebagai asosiasi industri furnitur dan kerajinan yang menaungi banyak industri dan perusahaan-perusahaan karena terus berkontribusi bagi pengembangan sektor tersebut.

Faisol menilai HIMKI terus menghidupkan industri manufaktur dalam negeri, khususnya sektor furnitur dan mebel, dengan ekspor yang tetap menjanjikan baik sebelum pandemi maupun setelah pandemi COVID-19 meskipun situasi yang sulit.

"Apalagi tadi sudah disebut dengan (potensi) pasar global yang mencapai 800 miliar dolar AS, adalah kesempatan buat industri mebel dan furnitur serta kerajinan untuk bisa terus tumbuh," ucapnya.

Menurut Faisol, industri furnitur terus mencatat kinerja positif, berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Tren furnitur ke depan semakin mengarah pada desain yang ramah lingkungan, fungsional, dan terintegrasi dengan teknologi.

Faisol juga menyatakan bahwa desain furnitur masa depan semakin mengutamakan aspek multifungsi, modular dan customized, memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen sesuai kebutuhan dan gaya hidup yang dinamis.

Di sisi lain, penggunaan teknologi 4.0 seperti Augmented Reality (AR) mempermudah konsumen dalam berbelanja furnitur secara daring. Peningkatannya sangat signifikan dan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat.

Selain itu, teknologi 3D printing telah membantu meningkatkan efisiensi desain produk dalam industri furnitur dan kerajinan. Teknologi ini memberikan fleksibilitas dan inovasi yang lebih besar dalam menciptakan produk berkualitas.

"Diharapkan melalui pameran ini, kita bersama-sama bisa mengeksplorasi solusi dan menjalin kolaborasi menghadapi berbagai tantangan industri furnitur," kata dia.

Pameran furnitur terbesar di Indonesia bertajuk Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025, resmi dibuka hari ini di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

Acara yang berlangsung 6- 9 Maret 2025 ini menampilkan karya-karya terbaik dari para perajin lokal dan industri mebel Indonesia, dengan partisipasi lebih dari 500 peserta pameran dan 3.000 produk unggulan.

Presiden Direktur Dyandra Promosindo Daswar Marpaung menyampaikan bahwa sebagai pameran mebel dan kerajinan unggulan di Indonesia, IFEX 2025 hadir dengan skala yang lebih besar, menempati area seluas 65.000 meter persegi, termasuk penambahan area di Grand Hall JIExpo Kemayoran.

Daswar menambahkan bahwa IFEX 2025 tidak hanya menjadi ajang pameran, tetapi juga wadah untuk memperluas pasar global bagi para pengrajin lokal.

Tahun ini, IFEX merayakan 10 tahun komitmen dalam mendorong pertumbuhan industri mebel dan kerajinan Indonesia di kancah internasional.

"Kami berharap IFEX 2025 tidak hanya menjadi momentum penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi juga menjadi wadah efektif bagi para pengrajin lokal untuk meningkatkan daya saing di pasar global,” ucap Daswar.

Ketua Himpunan Mebel Industri dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur (tengah) dalam jumpa pers seusai pembukaan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025 yang digelar HIMKI dan Dyandra Promosindo di Jakarta, Kamis (6/3/2025). ANTARA/Harianto

Sementara itu, Ketua Himpunan Mebel Industri dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur menyoroti potensi ekspor industri mebel Indonesia yang masih memiliki ruang untuk tumbuh.

"Transaksi kami di pameran ini biasanya mencapai sekitar 300 ribu dolar AS dan setelah pameran bisa mencapai 1 miliar dolar," kata dia.

Meski demikian, kata Sobur capaian ekspor Indonesia masih jauh dibandingkan dengan China yang sudah mengekspor hampir 80 miliar dolar AS dan Vietnam yang mendekati 20 miliar dolar AS.

"Indonesia baru mencapai 2,5 miliar dolar AS, jadi masih ada banyak ruang untuk kita kejar,” jelasnya.

Ia juga meminta dukungan pemerintah dalam hal regulasi. Misalnya, terkait STLK (Sertifikat Legalitas Kayu).

"Kami berharap regulasi ini bisa direduksi karena cukup dilakukan di hulu saja. Ini akan sangat membantu industri kami,” kata Sobur.

Baca juga: Wamenperin: Regulasi industri mebel dan furnitur dipermudah

Baca juga: J&T Cargo dukung industri furnitur Indonesia di Pameran IFEX 2024

Baca juga: Produsen furnitur Indonesia diharapkan tingkatkan nilai ekspor

Baca juga: Kemenperin optimis Indonesia "trendsetter" furnitur ramah lingkungan

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |