UE Adopsi Paket Sanksi ke-19 ke Rusia Termasuk Larangan Impor LNG

9 hours ago 2

Brussel (ANTARA) - Negara-negara anggota Uni Eropa (UE) pada Rabu (22/10) menyetujui paket sanksi ke-19 UE terhadap Rusia terkait konflik Ukraina, yang mencakup larangan impor gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) Rusia, demikian disampaikan presidensi Denmark di Dewan UE.

"Kami dengan gembira mengumumkan bahwa kami baru saja menerima pemberitahuan dari negara anggota yang tersisa bahwa kini mereka dapat mencabut penolakan mereka terhadap paket sanksi ke-19," kata presidensi tersebut dalam sebuah pernyataan.

Slovakia menjadi negara terakhir yang menentang setelah negara-negara UE menyetujui dokumen tersebut pekan lalu.

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico meminta jaminan dari Komisi Eropa terkait harga energi yang tinggi dan kebutuhan untuk menyelaraskan tujuan iklim dengan kepentingan produsen mobil dan industri berat, menurut laporan media.

Larangan impor LNG akan diterapkan dalam dua fase, dengan kontrak jangka pendek yang berakhir setelah enam bulan dan kontrak jangka panjang dihentikan mulai 1 Januari 2027.

Larangan penuh berlaku setahun lebih awal dari peta jalan awal Komisi Eropa untuk mengurangi ketergantungan blok tersebut pada bahan bakar fosil Rusia, tambahnya.

Langkah-langkah baru juga memberlakukan pembatasan perjalanan tambahan bagi diplomat Rusia dan menunjuk tambahan 117 kapal dari armada bayangan Rusia, sebagian besar tanker, sehingga totalnya menjadi 558, kata presidensi Denmark.

Sanksi tersebut dijatuhkan menyusul serangan baru di perlintasan perbatasan antara Rusia dan Ukraina dalam beberapa hari terakhir.

Dalam semalam, serangan rudal Rusia menghantam beberapa distrik di Kiev, menyebabkan enam korban dan pemadaman listrik di seluruh negeri, kata pejabat Ukraina pada Rabu.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Selasa (21/10) bahwa pertahanan udaranya telah mencegat 137 drone Ukraina.

Militer Ukraina mengatakan pihaknya telah menyerang pabrik kimia di wilayah Bryansk, situs utama di Rusia yang memproduksi bubuk mesiu, bahan peledak, dan bahan bakar roket.

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |