Jakarta (ANTARA) - Saat ini semakin banyak masyarakat mulai beralih dari kendaraan bermesin bensin (ICE) ke mobil listrik (EV).
Namun, bagi pengemudi yang baru pertama kali mencobanya, pengalaman berkendara bisa terasa sangat berbeda.
Saat dihubungi dari Jakarta, Kamis, pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu, mengatakan ada sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan agar proses adaptasi berjalan aman dan nyaman.
“Hal pertama yang perlu diingat adalah karakter torsi instan mobil listrik. Mobil ICE menggunakan transmisi dengan beberapa gigi dan memerlukan perpindahan supaya tenaga sesuai kecepatannya. sedangkan EV, biasanya hanya satu gigi karena torsi instan sejak awal, sehingga akselerasi lebih cepat dan halus serta terjadinya respons pedal yang spontan,” kata Yannes.
Tidak seperti mobil bermesin konvensional yang memiliki beberapa gigi transmisi dan membutuhkan waktu untuk mencapai tenaga penuh, motor listrik mampu mengeluarkan torsi maksimum sejak awal. Artinya, hanya dengan sedikit tekanan pada pedal gas, mobil bisa langsung melaju cepat.
Baca juga: Kemungkinan penyebab insiden EV tabrak hotel di Klaten menurut pakar
Tekanan yang terlalu dalam saat pertama menginjak pedal gas, bisa membuat mobil listrik “melompat” jika dilakukan dengan “kasar” dan mendadak. Karena itu, pengemudi disarankan tidak menekan pedal gas secara mendadak, terutama pada percobaan pertama.
“Biasakan injak pedal secara perlahan agar mobil tidak langsung melesat akibat torsi instan,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menyarankan untuk memanfaatkan fitur regenerative braking saat mengurangi kecepatan. Fitur yang umum ada dalam mobil listrik ini memungkinkan sebagian energi dari proses pengereman dikembalikan ke baterai, sehingga lebih efisien sekaligus membuat pengereman terasa lebih halus.
Bagi pemula, langkah terbaik sebelum menggunakan EV untuk aktivitas harian adalah berlatih di rute pendek dan kondisi aman.
“Saat mulai memakai pertama kali, disarankan berkendara di rute pendek dan situasi yang aman sebelum digunakan untuk aktivitas sehari-hari, supaya lebih nyaman memahami respons akselerasi dan karakteristik EV yang berbeda,” katanya.
Menurut Yannes, perbedaan terbesar antara kendaraan ICE dan EV terletak pada respons pedal gas dan pola akselerasi. Jika mobil bensin memerlukan perpindahan gigi agar tenaga sesuai dengan kecepatan, maka mobil listrik biasanya hanya memiliki satu gigi dan menghasilkan akselerasi yang lebih cepat dan halus.
“Intinya, practice makes perfect, Dengan latihan dan pemahaman karakter kendaraan, pengemudi akan lebih percaya diri serta bisa menikmati pengalaman berkendara listrik yang aman dan efisien,” jelas Yannes.
Baca juga: Jadi medium hatchback listrik terlaris, ini kelebihan Wuling Cloud EV
Baca juga: BYD Yangwang U9 Xtreme diakui sebagai EV tercepat di Nurburgring
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025