Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara meluncurkan program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) Merdeka sebagai langkah strategis membangun sumber daya manusia tangguh melalui penguatan peran keluarga dan komunitas dalam pengasuhan anak usia dini.
Program tersebut dikembangkan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Taliabu bekerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan dan dunia usaha dengan dukungan dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN.
"Kita memastikan bahwa program ini didukung komunitas, karena tanpa dukungan mereka akan sulit bertahan lama. Kita ingin Tamasya Merdeka menjadi bagian dari budaya lokal yang menjunjung nilai gotong royong," ujar Bupati Pulau Taliabu Sashabila Widya Mus dalam siaran bersama Kemendukbangga/BKKBN di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan program Tamasya Merdeka dirancang untuk menciptakan lingkungan pengasuhan yang sehat, responsif, dan berkelanjutan berbasis potensi lokal.
Baca juga: Mendukbangga cek Tamasya Asri pastikan anak dapat pola asuh yang layak
Program ini menjamin anak-anak mendapatkan stimulasi perkembangan optimal, sementara para orang tua tetap produktif bekerja tanpa mengabaikan tumbuh kembang anak.
"Orang tua di Taliabu terbiasa menitipkan anak, tetapi belum dalam pengawasan dengan dasar pengasuhan dan stimulasi memadai. Oleh karena itu, Tamasya Merdeka hadir untuk memastikan pola asuh lebih terarah," katanya.
Pendekatan program tersebut melibatkan kelas pengasuhan interaktif, kebun gizi edukatif, dan dapur sehat keluarga yang memanfaatkan bahan pangan lokal seperti pisang, ubi, dan sayuran.
Langkah ini tidak hanya memenuhi gizi seimbang anak, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi rumah tangga.
Baca juga: PLN Indonesia Power dan BKKBN perkuat sinergi pengasuhan anak
Melalui aktivitas seperti pengolahan camilan sehat berbasis pangan lokal, program ini membantu keluarga memperoleh tambahan pendapatan serta mengurangi ketergantungan terhadap produk dari luar daerah.
Inisiatif ini juga memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi keluarga, serta menumbuhkan budaya pengasuhan berbasis gotong royong.
"Program ini membantu para ibu kembali bekerja tanpa rasa bersalah, sambil meningkatkan peran ayah dalam pengasuhan anak," ucap Sashabila.
Ia menegaskan, pemerintah daerah berkomitmen memastikan setiap perangkat desa memahami pentingnya stimulasi dan pengasuhan anak usia dini sebagai fondasi pembangunan manusia.
Baca juga: Pengasuhan anak usia dini butuh peran keluarga & institusi pendidikan
Pengasuhan kini diwajibkan menjadi agenda dalam musyawarah desa (Musdes) agar kesadaran kolektif masyarakat terus tumbuh.
"Tamasya Merdeka bukan sekadar program, melainkan gerakan bersama untuk memastikan masa depan anak-anak Taliabu dibangun di atas fondasi kasih sayang, kolaborasi, dan kemandirian," tuturnya.
Pemkab Taliabu menargetkan agar Tamasya Merdeka menjadi model nasional pengasuhan berbasis komunitas yang inklusif dan berkelanjutan.
Kolaborasi multipihak ini diharapkan mampu melahirkan generasi sehat, cerdas, dan berkarakter yang selaras dengan visi pemerintah membangun sumber daya manusia unggul Indonesia.
Baca juga: Kemendukbangga siapkan program Tamasya cegah 'Childfree'
Baca juga: Kemendukbangga-KLH sepakati "Tamasya" sebagai syarat PROPER perusahaan
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.