Jakarta (ANTARA) - SMA Negeri 70 Jakarta siap melakukan mediasi terkait kasus dugaan penganiayaan siswa antara kakak kelas berinisial F kepada adiknya kelasnya berinisial ABF yang mengakibatkan korban luka memar.
"Besok kami akan mediasi dengan orang tua," kata Kepala SMAN 70 Jakarta, Sunaryo kepada wartawan di Jakarta, Kamis.
Sunaryo membenarkan penganiayaan itu benar terjadi di lingkungan sekolahnya.
Baca juga: Polisi periksa dugaan kasus penganiayaan siswa SMA di Kebayoran Baru
Dia menjelaskan sebelumnya pelaku kelas XII berteman dengan korban kelas X.
Adapun penanganan dari pihak sekolah sudah mulai dilakukan mulai dari konfirmasi dengan memanggil korban, orang tua korban, para pelaku, dan orang tua para pelaku.
"Karena banyak yang ditangani, maka ada proses yang kami lalui sejak 4 Desember sampai saat ini," jelasnya.
Kini, pihak SMAN 70 Jakarta telah melakukan koordinasi dengan Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan dan Dinas Pendidikan DKI.
Baca juga: Legislator sayangkan insiden dugaan perundungan di SMA 70 Jakarta
Dia memastikan proses penanganan akan terus berjalan dan akan mendatangi rumah korban untuk pendalaman lebih lanjut.
"Proses berjalan sambil menggali motif, dan sekarang kami mau silaturahmi ke rumah korban," ujarnya.
Pihak Kepolisian memeriksa dugaan kasus penganiayaan seorang siswa SMA Negeri berinisial ABF oleh kakak kelasnya, berinisial F di kawasan Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Keluarga ABF melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Rabu (4/12) yang tertuang dengan nomor LP/B/3769/XII/2024/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya.
Baca juga: Sekolah di Tebet belum beri rekaman CCTV dalam kasus penganiayaan
Berdasarkan laporan yang diterima polisi, dugaan penganiayaan terjadi pada Kamis (28/11).
Pada awalnya, korban ABF yang masih duduk di kelas satu, dipanggil oleh teman seangkatannya untuk datang ke toilet di lantai dua sekolah.
Setibanya di lokasi, tangan ABF ditarik oleh seorang senior yang duduk di kelas tiga berinisial F.
Baca juga: Pengamat: Perundungan tantangan serius bagi satuan pendidikan
Keduanya terlibat cekcok di dalam toilet, hingga F yang diduga tersulut emosi, memukul tubuh ABF hingga membuatnya terjatuh.
ABF kemudian diminta berdiri kembali, tetapi kembali menjadi korban kekerasan oleh teman-teman F yang sudah berada di sekitar toilet.
Selain itu, sepatu dan telepon seluler (ponsel) juga diambil oleh para pelaku. Akibatnya, ABF mengalami luka memar di beberapa bagian tubuhnya.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024