Sidang pleno Partai Komunis China hasilkan Repelita ke-15

6 hours ago 1

Beijing (ANTARA) - Sidang pleno Partai Komunis China (PKC) yang berlangsung pada 20-23 Oktober 2025 telah menghasilkan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) ke-15 China periode 2026-2030.

"Periode 'Rencana Lima Tahun ke-15' merupakan masa yang sangat penting untuk memperkokoh fondasi dasar bagi pencapaian modernisasi sosialis secara menyeluruh, serta masa untuk berupaya penuh dalam seluruh aspek pembangunan," demikian disebutkan dalam komunike tertulis dalam media pemerintah China yang diakses ANTARA di Beijing, Kamis.

Rapat pleno tersebut dihadiri oleh 168 anggota Komite Sentral dan 147 anggota pengganti Komite Sentral. Pleno dipimpin Sekretaris Jenderal PKC sekaligus Presiden China Xi Jinping.

Komite Sentral adalah badan elit PKC yang terdiri dari pimpinan PKC tingkat provinsi, gubernur, dan menteri sedangkan anggota pengganti Komite Sentral PKC yang selanjutnya akan mengisi kekosongan di Komite Sentral, juga menghadiri sidang pleno.

Rapat tersebut juga dikenal sebagai sidang pleno Komite Sentral ke-20 PKC dan merupakan rapat keempat sejak komite tersebut terpilih pada 2022.

Pleno mendengarkan serta membahas laporan kerja yang disampaikan oleh Xi Jinping atas nama Biro Politik Komite Sentral dan meninjau serta mengesahkan dokumen "Usulan Komite Sentral PKC mengenai Penyusunan Rencana Lima Tahun ke-15 untuk Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional".

"Saat ini, China masih berada dalam fase pembangunan dengan peluang strategis yang hadir berdampingan dengan risiko dan tantangan, sementara ketidakpastian dan faktor-faktor tak terduga terus meningkat. Kita semua di Partai harus memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pentingnya menentukan posisi inti Kamerad Xi Jinping di Komite Sentral Partai dan di Partai secara keseluruhan," demikian bunyi komunike tersebut.

Pada sidang tersebut, Komite Sentral PKC mendengarkan laporan kerja dari Biro Politik Komite Sentral PKC dan membahas usulan dari Badan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional (National Economic and Social Development atau NDRC). Rencana lengkap tersebut akan diumumkan pada Maret yaitu saat Kongres Rakyat Nasional.

Komite Sentral PKC pun menetapkan tujuan-tujuan utama dalam Repelita ke-15: kemajuan signifikan dalam pembangunan berkualitas tinggi; peningkatan substansial dalam kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi; terobosan baru dalam reformasi secara komprehensif; kemajuan budaya dan etika yang nyata; peningkatan kualitas hidup; mendorong interaksi antara pasar yang efisien dan pemerintahan yang berfungsi dengan baik; dan kemajuan lebih lanjut dalam memperkuat keamanan nasional.

China disebut harus membangun sistem industri yang modern dan memperkuat fondasi ekonomi riil; harus mencapai kemandirian dan kekuatan yang lebih besar dalam sains dan teknologi; serta mengarahkan pengembangan kekuatan produktif baru yang berkualitas.

China juga harus membangun pasar domestik yang kuat dan bekerja lebih cepat untuk mendorong pola pembangunan baru; bergerak lebih cepat untuk mengembangkan ekonomi pasar sosialis berstandar tinggi dan mendorong momentum pembangunan berkualitas tinggi.

China pun ingin mempercepat modernisasi pertanian dan pedesaan; memajukan revitalisasi pedesaan; menyempurnakan tata kelola ekonomi regional; menginspirasi kreativitas budaya seluruh bangsa; memupuk budaya sosialis; hingga mempercepat transisi hijau secara menyeluruh.

"Pleno menegaskan perlunya memperluas keterbukaan tingkat tinggi ke luar negeri dan menciptakan situasi baru kerja sama yang saling menguntungkan (win-win cooperation), mempertahankan sistem perdagangan multilateral, memperluas sirkulasi internasional, serta berbagi peluang dan pembangunan bersama dengan negara-negara di dunia," demikian disebutkan dalam komunike tersebut.

China pertama kali menggunakan sistem Repelita pada 1952. Setelah peluncuran reformasi dan keterbukaan pada 1978, China mulai mengembangkan sistem ekonomi pasar sosialis tapi tidak meninggalkan pendekatan terencana sehingga modernisasi China saling terhubung.

Setelah menyelesaikan Repelita ke-6 dan ke-7 pada dekade 1980-an hingga mendorong total output ekonomi China ke posisi kedua di dunia maka China masuk ke periode Repelita ke-11 (2006-2010).

Berbeda dari tradisi, Repelita ke-14 (2021-2025) tidak menetapkan target kuantitatif untuk pertumbuhan PDB; sebaliknya, rencana tersebut menggambarkan pertumbuhan yang diharapkan secara lebih luas, sebagian untuk menekankan kualitas daripada kecepatan.

Repelita ke-15 dianggap sebagai langkah krusial, karena China menggunakan tiga periode rencana yang mana Rencana Lima Tahun ke-14, ke-15, dan ke-16 adalah untuk "mewujudkan modernisasi sosialis" pada 2035.

Repelita ke-15 diharapkan menjadi sebagai cetak biru bagi pembangunan China dan menjadi jendela penting bagi negara-negara lain untuk mengamati kebijakan China dalam membangun dan membuat keputusan.

China diketahui sedang menghadapi sejumlah tantangan ekonomi antara lain perang dagang dengan Amerika Serikat, penurunan bisnis di sektor properti, maupun rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi yaitu 4,8 persen pada September atau menjadi yang terendah sepanjang tahun.

Baca juga: Dubes China: Whoosh proyek besar, restrukturisasi utang hal yang wajar

Baca juga: Volume Angkutan Kargo Kereta China Naik 3,4 Persen sampai September

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |