Moskow (ANTARA) - Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Kamis menyatakan bahwa respons Komite Olimpiade Internasional (IOC) terhadap keputusan Indonesia yang menolak menerbitkan visa bagi atlet Israel menunjukkan adanya standar ganda.
Pasalnya, ia melihat adanya perbedaan respons IOC terhadap negara yang menolak menerbitkan visa bagi atlet Rusia dengan negara yang tidak memberi visa untuk atlet Israel.
"Tentu saja ada standar ganda," kata Peskov kepada saluran olahraga Rusia Match TV untuk menanggapi pertanyaan mengenai sikap IOC yang "munafik" dan menghalang-halangi hak warga Rusia namun tak bereaksi saat negara-negara Barat tidak menerbitkan visa bagi atlet Rusia.
Sebelumnya, Komite Eksekutif IOC menyarankan kepada seluruh federasi olahraga internasional agar tidak menggelar kejuaraan di Indonesia yang menolak memberikan visa kepada atlet Israel untuk mengikuti Kejuaraan Dunia Senam Artistik ke-53 di Jakarta.
IOC juga memutuskan menghentikan seluruh bentuk dialog dengan Komite Olimpiade Nasional (NOC) Indonesia terkait rencana Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade dan Olimpiade Remaja hingga pemerintah Indonesia memberikan jaminan bahwa semua peserta akan diizinkan masuk tanpa memandang kewarganegaraan.
Tim nasional Israel dijadwalkan tampil pada Kejuaraan Dunia Senam Artistik ke-53 yang dilaksanakan pada 19--25 Oktober 2025 di Jakarta. Federasi Senam Israel (IGF) pada Juli lalu mengumumkan telah menerima jaminan dari pemerintah Indonesia bahwa atlet Israel bisa ikut serta dalam pertandingan tersebut.
Namun, pemerintah Indonesia menolak menerbitkan visa kepada tim Israel sehingga mereka tak bisa mengikuti kejuaraan dunia tersebut.
IGF kemudian melayangkan dua kali gugatan kepada Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) dan meminta badan tersebut menentukan langkah sementara atas langkah Indonesia. Namun, CAS menolak kedua gugatan dari federasi Israel itu.
Sumber: Sputnik
Baca juga: IADO yakin larangan IOC tak merugikan Indonesia secara signifikan
Baca juga: Pentingnya reformasi tata kelola organisasi olahraga internasional
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.