Rapat pleno PKC tegaskan reunifikasi Taiwan dan modernisasi pertahanan

4 hours ago 1

Beijing (ANTARA) - Sidang pleno Partai Komunis China (PKC) menegaskan rencana untuk melakukan reunifikasi ditambah modernisasi pertahanan yang termuat dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) ke-15 China periode 2026-2030.

“Pleno menegaskan komitmennya untuk mendorong Hong Kong dan Makau agar tetap makmur dan stabil dalam jangka panjang, serta memajukan perkembangan damai hubungan lintas selat antara China daratan dan Taiwan,” demikian tertulis dalam komunike yang dimuat media pemerintah China.

Dokumen itu juga menyebutkan tekad untuk melaksanakan reunifikasi dan mendorong pembentukan komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, sebagaimana diakses ANTARA di Beijing, Kamis.

Rapat pleno yang berlangsung pada 20-23 Oktober 2025 itu dihadiri oleh 168 anggota Komite Sentral dan 147 anggota pengganti Komite Sentral. Pleno dipimpin Sekretaris Jenderal PKC sekaligus Presiden China Xi Jinping.

Sidang pleno juga menegaskan perlunya memajukan modernisasi sistem dan kapasitas keamanan nasional serta membangun China yang lebih aman dalam level yang lebih tinggi.

China disebut akan melaksanakan konsep keamanan nasional secara menyeluruh, menerapkan tata kelola sosialisme dengan karakteristik Tiongkok dan memastikan bahwa masyarakat tetap hidup dinamis sekaligus tertib.

Pemerintah akan menyempurnakan sistem keamanan nasional, meningkatkan kapasitas keamanan nasional di bidang-bidang utama, tingkat tata kelola keamanan publik serta memperbaiki sistem tata kelola sosial secara keseluruhan.

Pleno menegaskan perlunya mewujudkan target 100 tahun pembangunan militer dan mendorong modernisasi pertahanan nasional serta militer dengan kualitas tinggi.

"Harus melaksanakan pemikiran Xi Jinping tentang penguatan militer, melaksanakan pedoman strategi militer pada era baru, berpegang pada prinsip kepemimpinan absolut Partai terhadap Tentara Pembebasan Rakyat, melaksanakan sistem tanggung jawab ketua Komisi Militer Pusat," demikian disebutkan dalam Komunike tersebut.

China juga akan memajukan pembangunan militer berbasis sains dan teknologi, mempercepat integrasi dan pengembangan mekanisasi, informatika, serta inteligensia (smart warfare), serta
meningkatkan kemampuan strategis untuk menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan nasional.

China juga akan mempercepat pembangunan kekuatan tempur, mendorong modernisasi tata kelola militer serta memperkuat sistem dan kemampuan strategis nasional yang terintegrasi.

"Untuk menjalankan negara dengan baik, pertama-tama kita harus menjalankan Partai dengan baik; hanya Partai yang berkembang yang dapat membuat negara kita kuat," demikian bunyi komunike tersebut.

China pertama kali menggunakan sistem Repelita pada 1952, sehingga sudah ada 14 Repelita hingga saat ini. Setelah peluncuran reformasi dan keterbukaan pada 1978, China mulai mengembangkan sistem ekonomi pasar sosialis tapi tidak meninggalkan pendekatan terencana sehingga modernisasi China saling terhubung.

Setelah menyelesaikan Repelita ke-6 dan ke-7 pada dekade 1980-an hingga mendorong total output ekonomi China ke posisi kedua di dunia maka China masuk ke periode Repelita ke-11 (2006-2010).

Berbeda dari tradisi, Repelita ke-14 (2021-2025) tidak menetapkan target kuantitatif untuk pertumbuhan PDB; sebaliknya, rencana tersebut menggambarkan pertumbuhan yang diharapkan secara lebih luas, sebagian untuk menekankan kualitas daripada kecepatan.

Repelita ke-15 dianggap sebagai langkah krusial, karena China menggunakan tiga periode rencana dimana Rencana Lima Tahun ke-14, ke-15, dan ke-16 adalah untuk "mewujudkan modernisasi sosialis" pada 2035.

Repelita ke-15 diharapkan menjadi sebagai cetak biru bagi pembangunan China dan menjadi jendela penting bagi negara-negara lain untuk mengamati kebijakan China dalam membangun dan membuat keputusan.

China diketahui sedang menghadapi sejumlah tantangan ekonomi antara lain perang dagang dengan Amerika Serikat, penurunan bisnis di sektor properti, maupun rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi yaitu 4,8 persen pada September atau menjadi yang terendah sepanjang tahun.

Baca juga: Sidang pleno Partai Komunis China hasilkan Repelita ke-15

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |