Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa bertemu dengan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, membahas arah kebijakan pembangunan kilang minyak serta penguatan sektor hulu migas nasional.
“Dia (Simon) ngebahas kritikan saya di DPR. Dia malah senang, sekarang saatnya membangun kilang ke depan. Dia akan lebih senang membangun kilang lagi,” ujar Purbaya di Jakarta, Kamis.
Purbaya mengatakan, pertemuan itu berjalan dalam suasana positif dan produktif. Sebab, Simon dinilai mempunyai pandangan terbuka terhadap kritik pemerintah.
"Jadi dia (Simon) menerima kritik, dan sama pendangannya sama saya. Kita memajukan dunia perminyakan di Indonesia," katanya, menerangkan.
Dalam pertemuan itu, Menkeu juga menyinggung kelemahan kinerja sektor hulu Pertamina yang selama ini dinilai belum optimal.
Peningkatan kapasitas eksplorasi menurutnya menjadi hal penting agar produksi minyak nasional tidak terus menurun.
"Jadi kalau kilang lifting itu enggak mungkin naik lagi kalau enggak ada penemuan ladang minyak baru. Karena ladang minyak kan setelah diproduksi terus, pasti turun terus. Jadi kalau yang sekarang diakalin pun akan turun terus, enggak bisa naik. Jadi harus ada eksplorasi di hulu lagi," katanya, menerangkan.
Maka dari itu, Bendahara Negara mendorong Pertamina untuk memperkuat sektor hulu, terutama pada pengembangan minyak dan gas (migas) sebagai bagian dari strategi jangka menengah perusahaan.
Sebelumnya, dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI pada Selasa (30/9), Purbaya menegaskan kembali pentingnya pembangunan kilang minyak baru oleh Pertamina guna mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak (BBM).
Langkah tersebut dinilai akan membantu menekan beban anggaran subsidi energi yang terus meningkat setiap tahun.
“Jadi nanti kalau Bapak dan Ibu (DPR) ketemu Danantara lagi, minta Pertamina bangun kilang baru,” kata Purbaya dalam rapat tersebut.
Ia mengingatkan bahwa komitmen pembangunan tujuh kilang baru yang pernah dijanjikan Pertamina pada 2018 masih belum terealisasi sepenuhnya.
Padahal, kata Purbaya, kebutuhan kilang domestik sangat mendesak untuk memperkuat ketahanan energi nasional.
“Impor BBM memakan anggaran besar dan membuat subsidi energi terus meningkat dari tahun ke tahun,” ujar dia.
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.