Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung melepas 584 petugas Pasukan Putih yang bertugas memberikan layanan kesehatan dari rumah ke rumah, khususnya bagi warga yang memiliki tingkat ketergantungan berat, baik keterbatasan fisik maupun psikis.
“Mereka sudah satu bulan bekerja dan mendapatkan pelatihan untuk diterjunkan membantu masyarakat yang membutuhkan, seperti penyandang disabilitas, lansia serta warga yang sudah tidak dapat beraktivitas secara normal,” ujar Pramono.
Hal itu disampaikan Pramono usai melepas Pasukan Putih di Balai Kota Jakarta, Rabu.
Pramono mengatakan, Pasukan Putih yang berada di bawah koordinasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta ini akan menjadi garda terdepan dalam membantu pelayanan kesehatan berbasis komunitas pada tingkat kelurahan di lima wilayah kota administrasi.
Program ini diinisiasi berdasarkan pengamatan langsung Pramono selama kunjungan ke berbagai wilayah di Jakarta.
Adapun tugas Pasukan Putih, yaitu memberikan perawatan dasar, pemantauan kondisi kesehatan, pemberian edukasi, dukungan emosional serta membantu proses rujukan ke fasilitas kesehatan.
Baca juga: "Pasukan Putih" telah layani seribu warga Jakarta
Dia melihat ada persoalan serius di Jakarta, terutama bagi warga yang tinggal di gang-gang sempit, rumah-rumah yang sangat terbatas dan di bedeng-bedeng.
"Pasukan Putih hadir untuk menjangkau mereka yang kurang beruntung, agar tetap mendapatkan hak pelayanan kesehatan yang layak,” kata Pramono.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati menambahkan, Pasukan Putih dikoordinasikan melalui jaringan Puskesmas Pembantu di tingkat kelurahan.
Setiap Puskesmas Pembantu memiliki dua anggota Pasukan Putih. Seluruh layanan yang diberikan oleh Pasukan Putih tidak dikenai biaya atau gratis.
Ani mengungkapkan, dalam mekanisme pendataan dan pelayanan kepada warga, Pasukan Putih akan bekerjasama dengan kader Dasawisma.
Para kader Dasawisma sudah memiliki daftar masyarakat yang membutuhkan bantuan atau keluarga yang memerlukan pelatihan untuk merawat anggota keluarganya yang memiliki keterbatasan fisik, seperti kesulitan mandi, bangun atau berjalan.
Baca juga: "Pasukan Putih" hanya bertugas pada jam kerja
Data itu menjadi acuan penugasan bagi Pasukan Putih dan akan terus berkembang sesuai informasi serta permintaan yang masuk.
"Jika ada warga yang membutuhkan bantuan, selain melalui Dasawisma, mereka juga bisa langsung mengakses Puskesmas Pembantu terdekat dari tempat tinggal,” kata Ani.
Ani menyebutkan, kualifikasi pendidikan minimal Pasukan Putih adalah lulusan SMA yang telah mengikuti pelatihan selama lima hari dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Pelatihannya meliputi pelayanan kesehatan dasar, perawatan bagi masyarakat dengan keterbatasan fisik, "basic life support" (BLS) serta pelatihan tambahan, seperti pendampingan minum obat dan perawatan sehari-hari.
"Kompetensi Pasukan Putih akan terus kami tingkatkan agar mereka menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan di tingkat komunitas," ujar Ani.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































