Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menjamin kelangsungan pendidikan anak-anak dari Mega Gita Safitri yang meninggal dunia akibat rumahnya tertimpa tembok roboh di Semarang.
"Ini ada korban meninggal, kita pastikan anak-anak korban mendapatkan perhatian termasuk dari segi pendidikan," kata Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti, di Semarang, Jumat.
Hal itu disampaikan Agustina Wilujeng saat mengunjungi rumah almarhumah Mega di Jalan Pedamaran, Gang Buntu, RT 04 RW 05, Kauman, Semarang Tengah.
Rumah tersebut selama ini ditinggalinya bersama dua anaknya, yakni Yuanita Atia Eka (7) dan Ikwan Setiawan (4), serta adik Mega, Syahrul Adji Pramuda (20).
Rumah yang ditinggali mereka menempel dengan tembok bangunan tua di belakang yang ternyata rapuh dan ambruk menimpa rumah tersebut, Kamis (30/10) malam.
Dua anak dan adik korban selamat dalam kejadian itu, sedangkan Mega harus meregang nyawa tertimpa reruntuhan bangunan rumah.
Baca juga: Lima orang tertimpa rumah roboh di Semarang, satu meninggal
Dari keterangan pemangku wilayah setempat, rumah yang ditinggali korban bukan milik pribadi sehingga menyulitkan Pemkot Semarang untuk menggelontorkan bantuan untuk pembangunan rumah.
Namun, lanjut dia, sudah dibentuk relawan, serta tetangga korban yang akan mengusahakan sehingga anggota keluarga yang selamat dapat tinggal sementara di rumah tersebut.
"Kami pastikan makan dan minum terjamin, nanti dari relawan akan beres-beres, dan memaksimalkan tempat tinggal ada. Terakhir kami juga pastikan pendidikan. Pendidikan anak kita tanggung, karena masuk masyarakat miskin," katanya.
Nantinya, kata dia, Pemkot Semarang akan melakukan pembaruan data, dan jika memang ada warga yang kurang mampu namun belum masuk ke DTSEN nantinya akan dilakukan pembaruan data.
Selain itu, Agustina juga berencana meningkatkan perekonomian warga sekitar dengan menghidupkan Kampung Semawis, serta sekitaran Kelenteng Tay Kak Sie.
Baca juga: Hujan lebat robohkan rumah warga berusia renta di Malang
"Nanti akan ditata, yang kita bisa adalah meningkatkan pendapatan mereka. Makanya sore hari akan ada pusat keramaian, penataan, warga bisa jualan, atau bikin kerajinan, atau jadi tour guide," katanya.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































