Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menelusuri penyebab terjadinya peristiwa keracunan belasan pelajar di salah satu madrasah tsanawiyah (Mts) di wilayah itu, apakah karena mengkonsumsi kelayakan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) atau faktor lain.
"Kami masih menunggu hasil laboratorium (sampel) makanan yang bisa satu sampai tiga hari, sehingga belum mengetahui (penyebab keracunan)," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang Budiar Anwar ditemui sesuai meninjau kondisi para pelajar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis.
Peristiwa keracunan ini menyebabkan 16 pelajar dan dua guru harus dirawat di RSUD Kanjurahan.
Pemkab Malang menanggung sepenuhnya biaya pengobatan para pelajar.
Baca juga: BRIN soroti cara penyimpanan bahan makanan oleh SPPG untuk sajian MBG
Budiar menyatakan sembari menunggu hasil pemeriksaan sampel makan terbit, pihaknya melaksanakan pengecekan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyediakan paket MBG bagi Mts tersebut.
Proses pengecekan, kata dia, meliputi kebersihan dapur dan alat memasak hingga mekanisme pengolahan serta penyimpanan bahan baku. Terlebih SPPG itu disebutnya telah mengantongi sertifikat laik higiene sanitasi (SLHS).
"Kejadian ini baru pertama kali terjadi," ucapnya.
Baca juga: Dinkes Pamekasan bina SPPG cara mencegah keracunan makanan
Sementara itu, Humas RSUD Kanjuruhan Lukito Condro menjelaskan pihaknya menerima para korban untuk menjalani perawatan pada pukul 11:30 WIB.
Baik murid maupun guru yang mengalami keracunan mengalami gejala mual dan nyeri. Melihat kondisi tersebut, perawat dan dokter di RSUD Kanjuruhan langsung melakukan serangkaian pemeriksaan, memberikan obat, dan observasi.
"Kami melakukan penanganan secara kegawatan daruratnnya," kata dia.
Baca juga: Dinkes Serang latih seribu relawan SPPG guna jamin keamanan pangan MBG
Dia menyatakan, untuk proses observasi guna memantau perkembangan kondisi kesehatan korban berjalan dalam kurun waktu tiga sampai enam jam.
Dari hasil observasi petugas kesehatan dalam kurun waktu tertentu itu, para korban tidak menunjukkan gejala susulan.
"Kondisi terkini sudah membaik semua, kami sudah memperkenankan dipulangkan, ada yang dijemput keluarga dan pihak sekolah juga melakukan penjemputan," tuturnya.
Baca juga: Badan Gizi Nasional evaluasi program MBG Pamekasan setelah keracunan
Baca juga: BGN: Alat uji makanan cegah keracunan telah diterapkan di SPPG Polri
Pewarta: Ananto Pradana
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.