Panda raksasa He Hua jadi selebritas media sosial

4 hours ago 1

Chengdu (ANTARA) - Di era dominasi konten digital, seekor panda raksasa bernama He Hua, yang lebih dikenal sebagai Hua Hua, menjelma menjadi salah satu selebritas internet paling dicintai di China. Lahir pada 4 Juli 2020 di Basis Penelitian dan Penangkaran Panda Raksasa Chengdu (Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding), Hua Hua merebut hati jutaan orang lewat penampilannya yang menggemaskan dan perilakunya yang lembut.

Kepopulerannya meroket hingga melampaui dunia konservasi. Hua Hua menjadi fenomena viral di berbagai platform media sosial, mulai dari Weibo, Douyin, Tik Tok, hingga Instagram. Tagar #HuaHua telah mencatat lebih dari 1,5 miliar tayangan, dengan ribuan penggemar rela mengantre berjam-jam hanya demi melihatnya secara langsung.

Lebih dari 1.000 orang bahkan menunggu sejak sebelum pukul 07.30 setiap hari. Namun, mengantre panjang tidak selalu memastikan Anda melihat Hua Hua karena kunjungan turis harus disesuaikan dengan kebiasaan hidup si panda. Jika Hua Hua sedang beristirahat, Anda dapat saja terlewat. Sejumlah warganet bergurau bahwa pengunjung harus tergantung pada sif kerja Hua Hua.

Hua Hua dikenal responsif terhadap pengasuhnya dan seolah memahami panggilan "Guo Lai" (yang dalam dialek Sichuan berarti "kemari"), sehingga menciptakan kedekatan emosional yang dalam dengan pengunjung maupun penggemar daring.

"Hua Hua bukan hanya hewan, dia adalah simbol kehangatan, ketenangan, dan daya tarik yang tak lekang oleh waktu," tulis seorang netizen di platform Weibo.

Popularitas Hua Hua secara signifikan mendorong lonjakan pariwisata ke Chengdu, menjadikan kota tersebut sebagai destinasi utama bagi para pencinta panda. Pejabat lokal melaporkan kenaikan drastis dalam penjualan tiket, merchandise, dan layanan akomodasi, yang semuanya dikaitkan langsung dengan daya tarik Hua Hua. Penginapan di sekitar kawasan meningkat rata-rata 3,2 kali lipat, sementara toko suvenir dan konsumsi bertema panda meningkat pesat.

Hal yang membuat Hua Hua begitu istimewa adalah bentuk fisiknya yang berbeda. Dengan tubuh bulat dan pendek, mata berbentuk tetesan air terbalik, serta moncong mungil seperti rubah kecil, Hua Hua disebut mirip dengan onigiri Jepang. Karena keterlambatan perkembangan, kaki kanannya tidak memiliki kekuatan untuk berjalan cepat dan memanjat pohon. Gerakannya lamban dan kelihatan "bingung", membuat Hua Hua sering kalah ketika panda lain merebut bambu. Namun, keunikan itu justru membuat netizen menganggapnya lucu sekaligus menyentuh hati, sehingga panda itu semakin dicintai.

Lebih dari sekadar hewan yang menggemaskan, Hua Hua merupakan representasi keberhasilan konservasi panda dan pentingnya kedekatan emosional dalam meningkatkan kesadaran lingkungan. Sorot mata Hua Hua yang lembut dan gerakannya yang tenang menjadi pengingat akan pentingnya melindungi keanekaragaman hayati di tengah modernisasi.

Para pengunjung berusaha mengabadikan panda raksasa bernama He Hua yang kerap dipanggil Hua Hua, yang sedang menikmati sajian spesial ulang tahun dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang ke-5 di Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding di Chengdu, Provinsi Sichuan pada 4 Juli 2025 (Xinhua/Yang Yin)


Sebagai bentuk pengakuan, Hua Hua dianugerahi gelar "Direktur Kehormatan Biro Kebudayaan dan Pariwisata Chengdu", menandai peran pentingnya dalam memperkuat diplomasi budaya dan mendukung konservasi satwa liar.

"Hua Hua bukan sekedar hewan atraksi. Dia adalah duta yang lembut bagi budaya dan semangat Chengdu," ungkap Biro Pariwisata Chengdu.

Dengan penggemar yang tersebar di seluruh dunia, Hua Hua juga mencerminkan kekuatansoft power China, menghubungkan berbagai budaya serta menciptakan ikatan persahabatan global melalui kekaguman kolektif terhadap satwa ikonik tersebut.

Perjalanan Hua Hua dari hutan bambu sunyi hingga menjadi ikon budaya dan bintang media sosial menunjukkan betapa kuatnya daya tarik alam di era digital. Kisahnya bukan hanya selebrasi terhadap seekor panda, tetapi juga pengingat bahwa hubungan antara manusia dan satwa liar bisa menjadi begitu dalam, dan terkadang, hanya butuh satu panda untuk menyatukan jutaan hati.

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |