Kuala Lumpur (ANTARA) - Fokus yang diperbarui pada perencanaan regional yang kuat adalah kunci untuk membuka potensi energi bersih ASEAN, kata Prof. Woo Wing Thye dari Universitas Sunway, Malaysia.
Woo, yang juga Wakil Presiden Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB, mengatakan bahwa salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan terus meningkatkan integrasi pasar di ASEAN.
"Pasar yang terintegrasi akan memungkinkan penggunaan energi terbarukan yang lebih besar, menyeimbangkan pasokan dan permintaan lintas batas, dan memastikan keamanan energi yang lebih baik," kata dia, seperti dikutip Bernama, Kamis.
Menurut Woo, pasar semacam itu tidak hanya akan mengurangi intensitas dan biaya karbon, tetapi juga membangun ketahanan seluruh kawasan terhadap guncangan iklim, volatilitas harga bahan bakar, dan risiko geopolitik.
ASEAN sejauh ini telah merintis pembangunan Jaringan Listrik ASEAN (ASEAN Power Grid/APG), yang akan mengintegrasikan seluruh jaringan listrik negara-negara di kawasan.
APG telah mencapai tonggak penting dengan peluncuran inisiatif pembiayaan senilai 10 miliar dollar AS (sekitar Rp166,2 triliun) pada 15 Oktober 2025.
Woo mengatakan inisiatif yang dipelopori Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Grup Bank Dunia itu menawarkan instrumen keuangan yang lengkap, mulai dari pinjaman lunak dan hibah hingga layanan konsultasi untuk pengaturan kemitraan publik-swasta (KPS).
Menurut dia, yang terpenting adalah lembaga-lembaga tersebut tidak hanya akan membiayai proyek-proyek dari anggaran mereka sendiri, tetapi juga akan mengkatalisasi pendanaan sektor swasta yang substansial untuk proyek-proyek terkait APG.
Direktur ADB untuk Pembangunan Asia Selatan Winfried F Wicklein mengatakan bahwa ADB telah berkomitmen untuk membiayai APG, termasuk proyek pembangkit listrik bersih dan dukungan persiapan seperti pinjaman, hibah, bantuan teknis, dan pembiayaan campuran.
Menurut Woo, momentum untuk APG berasal dari upaya bilateral pada 1970-an yang pertama kali diformalkan pada 1997.
Setelah berhasil memandu pengembangan awal selama 15 tahun, nota kesepahaman (MOU) dasar APG diperkuat dan diratifikasi pada Pertemuan Menteri Energi ASEAN (AMEM) ke-43 pada Oktober 2025.
Baca juga: Jelang KTT ASEAN ke-47, energi nuklir dan perdamaian Gaza jadi sorotan
Baca juga: Pertemuan menteri energi ASEAN hasilkan sejumlah pencapaian
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.