Merawat Bahasa Indonesia di China Selatan

21 hours ago 2

Guangzhou, China (ANTARA) - Perkembangan Bahasa Indonesia di Republik Rakyat China, dari tahun ke tahun semakin signifikan. Pada tahun 1970-an, tercatat baru tiga universitas yang memiliki Jurusan Bahasa Indonesia.

Sedikitnya jumlah universitas di China yang memiliki Jurusan Bahasa Indonesia pada periode 1950 - 1970 lebih dikarenakan faktor bekunya hubungan diplomatik Jakarta-Beijing, saat itu.

Bekunya hubungan itu, terutama setelah terjadinya Gerakan 30 September 1965. Perkembangan Bahasa Indonesia di China sedikit terganggu akibat peristiwa itu, mengingat tak sedikit mahasiswa Tionghoa yang ingin belajar bahasa dan budaya Indonesia.

Akhirnya, sebagian dari mereka justru belajar bahasa dan budaya Indonesia di Belanda. Pada masa pembekuan hubungan diplomatik Jakarta - Beijing, saat itu, justru pemerintah China mendorong Universitas Bahasa-bahasa Asing Guangdong untuk resmi membuka Jurusan Bahasa Indonesia.

Presiden China, kala itu Mao Zedong mengatakan bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan banyak orang. Pemimpin Universitas Bahasa-Bahasa Asing Guangdong (Guangdong University of Foreign Studies) akhirnya berminat membuka resmi jurusan Bahasa Indonesia pada 1970.

Sejak 2005, perkembangan bahasa Indonesia di China mengalami peningkatan. Hal itu ditandai dengan penandatanganan deklarasi kemitraan strategis antara Indonesia dan China oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden China, kala itu Hu Jintao.

Di tahun yang sama, dua universitas di China, yaitu Universitas Kebangsaan Guangxi di Kota Nanning, Provinsi Guangxi, dan Universitas Bahasa-bahasa Asing Shanghai di Kota Shanghai, resmi membuka jurusan atau program studi Bahasa Indonesia.

Di tahun-tahun berikutnya, sejumlah kampus resmi membuka jurusan Bahasa Indonesia, di antaranya, Universitas Xiangsihu di Kota Nanning, Universitas Keguruan Guangxi di Kota Guilin, Provinsi Guangxi, Universitas Kebangsaan Yunnan di Kota Kunming, Provinsi Yunnan, dan Universitas Bahasa-bahasa Asing Tianjin di Kota Tianjin.

Total, saat ini tercatat terdapat 20 perguruan tinggi di China yang membuka program studi Bahasa Indonesia, seperti disampaikan oleh Dosen Bahasa Indonesia di Guangdong University of Foreign Studies (GUFS) Xiao Lixian yang akrab disapa Melati.

Melati mengatakan hubungan Indonesia dan China yang semakin erat menyebabkan kebutuhan akan lulusan sarjana China yang memahami Bahasa Indonesia juga meningkat.

Di Guangdong University of Foreign Studies, ia mengatakan pihaknya membuka program studi Bahasa Indonesia setiap tahunnya.

"Tahun-tahun sebelumnya mahasiswa China yang mengambil jurusan Bahasa Indonesia setingkat S1 di Guangdong University of Foreign Studies berkisar antara 10-20 orang. Untuk saat ini, mahasiswa S1 jurusan Bahasa Indonesia di universitas kami ada 10 orang, " kata Melati yang juga sempat belajar bahasa Indonesia di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, itu.

Lulusan S1 Bahasa Indonesia Guangdong University of Foreign Studies terserap di berbagai sektor pekerjaan. Ada yang berkarya sebagai pegawai negeri, penerjemah di perusahaan China yang berinvestasi di Indonesia, maupun bekerja di Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI). Jadi, pembukaan jurusan Bahasa Indonesia itu sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.

Suasana kampus di Universitas Bahasa-Bahasa Asing Guangdong (Guangdong University of Foreign Studies (GUFS) di Guangzhou, China, Kamis (16/20/2025). (ANTARA/Azis Kurmala)

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |