Mentrans tawarkan kelapa Maluku Utara untuk penuhi konsumsi China

4 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Menteri Transmigrasi (Mentrans) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menawarkan kelapa asal Maluku Utara untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat China yang mencapai empat miliar butir per tahun.

Usai bertemu dengan Duta Besar China untuk Indonesia Wang Lutong di Kedubes China, Jakarta, Kamis, Iftitah menyatakan bahwa total konsumsi kelapa di China mencapai Rp80 triliun sampai Rp120 triliun, namun pasar domestiknya baru mampu memenuhi satu miliar butir saja.

“Akhir tahun ini juga akan ada investor yang akan datang ke Maluku Utara, khususnya ke Halmahera Utara untuk kelapa. Karena konsumsi kelapa di China hari ini lebih dari empat miliar butir dan mereka hanya mampu (memproduksi) satu miliar butir saja, jadi ada tiga miliar butir yang dibutuhkan,” katanya.

Iftitah menjelaskan bahwa pertemuannya dengan Duta Besar (Dubes) Wang merupakan tindak lanjut dari kunjungannya ke China pada awal Oktober, guna membahas potensi kerja sama mana saja yang konkret untuk bisa dilaksanakan lakukan.

Menurutnya, kawasan transmigrasi, seperti Maluku Utara, telah bertransformasi menjadi kawasan ekonomi transmigrasi terintegrasi, sehingga potensi itulah yang coba ditawarkan oleh Indonesia kepada para investor.

Selain membahas investasi terkait kelapa, pertemuan yang turut dihadiri Gubenur Maluku Utara Sherly Tjoanda dan Gubernur Papua Selatan Apolo Safanfo tersebut, turut dibahas kerja sama pengembangan sumber daya manusia yang sedang menjadi fokus Kementerian Transmigrasi.

“Tadi sudah disampaikan pemerintah China sudah membangun dan sedang membangun, itu semacam LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) di Sofifi di Maluku Utara, sedang dikembangkan terus dan kami tadi minta juga bagaimana kalau dibangun di Papua Selatan,” ucap Iftitah.

Turut dibahas pula pengembangan kerja sama bidang perikanan. Saat ini, sudah ada kerja sama perikanan China di Morotai, Maluku Utara dan pemerintah China juga menyampaikan ketertarikan untuk pengembangan kerja sama perikanan di Papua Selatan.

Untuk kerja sama di sektor pertanian, Iftitah sudah bertemu dengan investor China yang akan berkunjung ke Papua Selatan pada November, untuk mengembangkan potensi investasi dengan meninjau sentra pangan.

Sedangkan terkait kemudahan investasi, Iftitah menegaskan bahwa para gubernur sangat akseleratif dan sangat responsif, serta memastikan bahwa pemerintah pusat juga akan memfasilitasi dengan baik.

“Saya juga sampaikan tadi pada Pak Dubes China, bahwa akhir tahun ini insya Allah Kementerian Transmigrasi—mengikuti Pak Menko Infrastruktur—akan membangun satu unit namanya PFO, Project Facilitator Office, di mana siapapun yang nanti akan berinvestasi di kawasan transmigrasi, itu nanti akan kami escort (kawal) dengan baik,” tambah dia.

Sementara itu, Dubes Wang menyampaikan bahwa dirinya menyambut baik kunjungan kerja yang dilakukan Menteri Iftitah di China dan mengaku juga turut belajar mengenai kawasan transmigrasi di Indonesia.

“Saya yakin kunjungan yang dilakukan oleh Pak Menteri ke China sangat berhasil menarik lebih banyak investasi dari China ke daerah transmigrasi. Dan saya juga menantikan kunjungan saya ke Maluku Utara dan Papua Selatan,” ucap Dubes Wang.

Baca juga: Mentrans ajak investor China kembangkan durian di kawasan transmigrasi

Baca juga: Mentrans tak minta tambahan anggaran APBN 2026, fokus tarik investor

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |