Jakarta (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji akan mengkolaborasikan Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) dengan Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk mengatasi stunting.
"Kerja sama dengan TPK bisa, nanti teman-teman Banser, sahabat-sahabat saya, ayo mendukung ini ada program (penurunan stunting) dari kementerian, yang penting untuk kemaslahatan NU, sama dengan kemaslahatan rakyat Indonesia, saya kira tidak menutup kemungkinan kerja sama antara kita dengan Banser, Muslimat, Fatayat, yang di situ ada Gerakan Keluarga Maslahat NU," katanya di Jakarta, Jumat.
Wihaji juga mengemukakan adanya kemungkinan keluarga NU yang berisiko stunting, sehingga Kemendukbangga/BKKBN mengajak seluruh anggota maupun Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk turut mengambil bagian dalam Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
Baca juga: Kemendukbangga apresiasi 'daycare' di Semarang cegah stunting
"Barangkali berdasarkan keluarga risiko stunting (KRS) itu mungkin ada, mohon maaf, warga NU, ya nanti data dari kita ya coba dicek, nanti kita cek benar atau tidak masuk dalam KRS, kalau memang masuk dalam KRS, pasti nanti kita intervensi, oleh orang tua asuh cegah stunting," tuturnya.
Ia juga menegaskan, Kemendukbangga/BKKBN akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk PBNU, untuk melaksanakan Astacita yang keempat dan keenam, yakni pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengentasan kemiskinan.
"Fokusnya ke situ, mulainya sudah kita mulai dengan lima program hasil cepat atau quick wins, semua sudah dimulai," ujar dia.
Baca juga: Kemendukbangga: Kepala daerah terpilih harus prioritaskan stunting
Lima quick wins yang ditetapkan oleh Kemendukbangga/BKKBN untuk tahun 2025, pertama yakni gerakan orang tua asuh cegah stunting; kedua, taman asuh anak melalui penyediaan tempat penitipan anak atau daycare unggulan; ketiga, Gerakan Ayah Teladan (Gate).
Program keempat, yakni aplikasi super berbasis akal imitasi (AI) yang melayani konsultasi keluarga; sedangkan kelima, yakni lanjut usia (lansia) berdaya, yang menyediakan layanan berbasis komunitas untuk para lansia yang tidak mendapatkan perawatan oleh anaknya.
Hari ini, PBNU meluncurkan aplikasi GKMNU yang memuat beragam fitur layanan keluarga maslahat berbasis teknologi.
Ada enam dimensi yang menjadi program GKMNU antara lain Relasi Maslahat, Keluarga Sejahtera, Keluarga Sehat, Keluarga Terdidik, Keluarga Moderat, dan Keluarga Cinta Alam.
Baca juga: Mendukbangga: Program Genting telah jangkau 34 ribu anak asuh
Fitur unggulan aplikasi tersebut yakni konsultasi keluarga dengan kecerdasan buatan (AI), yang merupakan solusi cerdas untuk masalah keluarga, kapan saja, dan di mana saja.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025